TANYA: Banyak orang percaya bahwa kematian itu menyakitkan, bahkan kematian orang beriman sekalipun. Benarkah kematian itu menyakitkan, terlepas dari bagaimana terjadinya dan terlepas dari tingkat kesalehan dan perbuatan baik orang tersebut? Apakah benar begitu?
Jawab:
Menanggapi pertanyaan serupa, seorang sarjana Arab yang terkenal yakni Sheikh Salman Ibnu Fahd Al-`Udah, sebagaimana dikutip dari laman About Islam, menyatakan bahwa Ibn Hazm al-Andalusi menulis sebuah surat pendek berjudul “Menyanggah Ide bahwa Kematian Itu Menyakitkan.”
Dia berpendapat bahwa tidak ada rasa sakit dalam kematian sama sekali. Satu-satunya rasa sakit adalah penyakit yang kita atasi di akhir hidup kita. Dia juga mengatakan bahwa ketika kita mengamati perilaku orang yang sekarat, tidak ada indikasi bahwa kematian itu sendiri adalah proses yang menyakitkan.
Demikian pula, Ibn Miskawayh, seorang cendekiawan Muslim yang hebat, menulis “Risalah tentang Ketakutan akan Kematian” di mana dia membahas topik ini dengan cara yang sama.
BACA JUGA: Gambaran Kematian menurut Ilmuwan
Alquran berbicara tentang “intoksikasi kematian” (sakaratul maut). Intoksikasi mengacu pada kebingungan pikiran atau hilangnya kesadaran; itu tidak menunjukkan rasa sakit.
“sakaratul maut” yang dialami Nabi SAW disebutkan dalam hadis; pada hari terakhir hidupnya, putrinya Fatimah menyaksikan penderitaannya. Dia berkata, “Betapa ayahku menderita!”
Atas perkataan ini, Nabi SAW berkata, “Ayahmu tidak akan menderita lagi ketika hari ini berakhir.” (HR Al-Bukhari)
Beberapa ahli menyebutkan bahwa sakartul maut dapat menebus dosa seseorang.
Menyebutkan kematian orang fasik, Allah SWT berfirman dalam Alquran.
“…Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS Al An’am: 93)
“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri).” (QS Al Anfal: 50)
Al-Bara ‘ibn ʻAzib telah meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa jiwa orang beriman muncul dari tubuh saat air mengalir dari mulut kendi (HR Abu Dawud)
BACA JUGA: 3 Utusan Malaikat Maut Jadi Tanda Kematian
Ini menunjukkan bahwa transisi itu mudah. Adapun orang-orang kafir dan munafik, jiwa mereka direnggut dari tubuh mereka seperti sisir logam yang merobek wol basah.
Diriwayatkan pula bahwa Nabi SAW bersabda, “Orang beriman meninggal dengan keringat di keningnya.” (HR At-Tirmidzi)
Ini bisa dipahami dengan banyak cara. Bisa diartikan bahwa kematian orang beriman itu mudah. Alis Nabi berkeringat tepat sebelum dia meninggal, dan mereka yang bersamanya menghapusnya. []
SUMBER: ISLAM TODAY | ABOUT ISLAM