SEDIKITNYA 13 warga Korea Selatan (Korsel) telah meninggal dunia usai menerima suntikan vaksin flu dalam beberapa hari terakhir. Hal ini tentu meningkatkan kekhawatiran masyarakat tentang keamanan vaksin, meski pihak berwenang mengesampingkan kaitannya.
Bahkan hingga Sabtu (24/10/2020) korban tewas setelah divaksin flu mencapai 36 orang.
Menurut Reuters, departemen kesehatan Korea Selatan mengatakan pada Rabu (21/10/2020), bahwa mereka tak ada rencana menangguhkan program untuk menyuntik sekitar 19 juta orang secara gratis. Pasalnya setelah penyelidikan pendahuluan terhadap enam kematian warganya tidak ditemukan hubungan langsung dengan vaksin.
BACA JUGA: Pariwisata Korea Selatan Gelar Pekan Restoran Halal 2020 Via Youtube
Menurut para pejabat, tidak ada zat beracun yang ditemukan dalam vaksin, dan setidaknya lima dari enam orang yang diselidiki memiliki kondisi penyakit yang mendasarinya.
Para pejabat telah melaporkan sembilan kematian usai vaksinasi flu dan kantor berita Yonhap melaporkan empat lainnya pada Kamis (24/10/2020).
Kematian, termasuk seorang anak laki-laki berusia 17 tahun dan seorang pria berusia 70-an, terjadi hanya seminggu setelah program vaksinasi flu gratis untuk remaja dan lansia dimulai kembali.
Sebelumnya, program itu ditangguhkan selama tiga minggu setelah ditemukan bahwa sekitar 5 juta dosis, yang perlu disimpan di lemari es telah terpapar pada suhu kamar saat diangkut ke fasilitas medis.
Menurut laporan, vaksin flu Korsel berasal dari berbagai sumber seperti dari pembuat obat lokal GC Pharma, SK Bioscience dan Ilyang Pharmaceutical Co, bersama dengan Sanofi Prancis dan Glaxo Smith Kline (GSK) Inggris.
Distributor termasuk LG Chem Ltd dan Boryung Biopharma Co. Ltd., sebuah unit dari Boryung Pharm Co. Ltd. GC Pharma, LG Chem, SK Bioscience dan Boryung menolak berkomentar. Ilyang Pharmaceutical, Sanofi dan GSK tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai keterangan.
Korea Selatan telah memperpanjang program vaksin musimannya tahun ini untuk menangkal potensi komplikasi Covid-19 yang bisa membebani rumah sakit selama musim dingin.
Para pejabat mengatakan 8,3 juta orang telah diinokulasi dengan vaksin flu gratis sejak dilanjutkan pada 13 Oktober, dengan laporan sekitar 350 kasus reaksi merugikan.
Menurut kantor berita Yonhap, jumlah kematian tertinggi terkait dengan vaksinasi flu musiman adalah enam pada tahun 2005.
Para pejabat mengatakan sulit untuk membuat perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya karena lebih banyak orang yang memakai vaksin tahun ini.
Pemerintah Korsel pun telah meluncurkan investigasi terkait tewasnya 13 warga usai divaksinasi dan meyakinkan warganya bahwa program vaksinasi flu gratis ini aman.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Naik Lagi, New Normal di Korea Selatan Gagal
Profesor Kim Jun-kon, yang memimpin tim investigasi telah mencoba meyakinkan warga Korea Selatan tentang keamanan program vaksinasi.
Dia mengatakan bahwa penyelidikan sejauh ini telah menyimpulkan bahwa kematian tersebut bukanlah akibat dari suntikan flu. Pemeriksaan post-mortem sedang dilakukan dan juga akan menguji Covid-19.
Sementara itu, Kepala Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, Jeong Eun-kyeong, mengatakan kepada parlemen bahwa timnya melihat kemungkinan kecil bahwa kematian akibat vaksin.
Ini adalah kedua kalinya kepercayaan warga Korsel terhadap program vaksinasi “terguncang.” []
SUMBER: INTISARI | BBC