SULTAN Sulaiman Al Qanuni adalah putra Sultan Salim I bin Bayazid II bin Muhammad Al Fatih bin Murad II bin Muhammad I bin Bayazid I bin Murad I bin Orkhan Ghazi bin Utsman bin Ertugul.
Dia lahir di Kota Trabzun, kawasan pantai Laut Hitam pada 6 November 1494 M. Di usia ke-25, dia naik tahta menjadi sultan ke-10 Kerajaan Utsmani (Ottoman). Beliau digelari “Al-Qanuni” karena berjasa dalam menyusun dan mengkaji sistem undang-undang Kerajaan Islam Utsmani.
Masa pemerintahannya diklaim sebagai masa gemilang pada abad ke-16 Masehi.
Proses menuju keemasan ini dimulai sejak jatuhnya Konstantinopel oleh Sultan Muhammad Al-Fatih (Sultan Mehmed II) pada tahun 1453.
BACA JUGA: Siapa Sultan Sulaiman Al Qanuni yang Tak Boleh dilupakan Prancis?
Sejarah Islam mencatat kiprah keberhasilan Sultan Sulaiman Al-Qanuni. Melalui kepemimpinannya, Turki Utsmani maju sebagai negara adikuasa dalam ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, dan militer.
Berikut jejak kegemilangan yang ditorehkan Sultan Sulaiman Al Qanuni dalam sejarah Islam:
1 Penyebaran Islam di Eropa
Sultan Sulaiman Al-Qanuni berjasa besar dalam penyebaran agama Islam di Eropa. Dia menaklukkan Eropa, Persia hingga wilayah pesisir Arab.
Ketika ia berkuasa, ajaran Islam tersebar hingga ke tanah Balkan meliputi Hongaria, Beograd, Austria, benua Afrika dan kawasan Teluk Persia.
2 Taklukan Eropa
Ketika menjadi Sultan, Sultan Sulaiman berhasil dalam ekspedisi militer ke Eropa, merebut Wina, Hungaria, hingga Persia, dan sepanjang wilayah pesisir Arab serta menguasai kembali wilayah Hijaz.
Ketika raja-raja Eropa mencoba bermain-main dengannya, seperti raja Hungaria yang menolak membayar jizya yang pernah ia tunaikan pada zaman Sultan Salim I, maka Sultan Sulaiman menyiapkan dan memimpin sendiri pasukan Islamnya yang besar. Ia lalu maju ke tengah benua Eropa, hingga sampai di salah satu benteng terkuatnya, Belgrad (ibukota Serbia sekarang) dan dulu merupakan bagian dari kerajaan Hungaria. Belgrad adalah bentang terakhir pasukan Nasrani di Timur Eropa, setelah jatuhnya Konstantinopel.
Begitu kuatnya Belgard, sampai Sultan Muhammad Al Fatih yang menakhlukan Konstantinopel tidak mampu menakhlukkan Belgard, bahkan ia terluka dalam pengepungan panjangnya. Namun sebelum meninggalkan Belgard, dalam keadaan terluka beliau kumpulkan sisa tenaganya dan menganggkat tangannya ke langit sera berdoa:
“Ya Allah taklukkan lah kota ini melalui seseorang dari keturunanku.”
Allah pun mengabulkan doa Al Fatih. Maka di takhlukkan Belgerd oleh Sultan Sulaiman, setelah satuan Meriam Turki menggempur tembok Belgard terus menerus, yang memaksa pasukan Salib di dalamnya untuk menyerah.
Hal utama yang Sultan Sulaiman lakukan usai penakhlukan Belgard adalah, menyerukan kumandang Adzan dari atas benteng Belgard yang masyhur.
Lalu tersebarlah kabar kejatuhan Belgard ke segenap penjuru Eropa, maka berdatanganlah utusan raja raja Eropa untuk membayar Jizyah, kepada Khalifah yang mereka anggap remeh, ternyata seorang pemimpin yang kuat dan mampu memimpin pasukannya sendiri. Dan jadilah Sulaiman pemimpin terkuat di dunia saat itu.
3 Taklukan Pasukan St John
Dalam masa kepemimpinannya yang penuh dengan jihad. Sultan Sulaiman juga bermaksud mematahkan gerakan ksatria St. John. Yang menjadikan pulau Rhodes markas dan mengganggu pelayaran muslimin di selat Mediterania.
Ksatria St. John adalah salah satu pasukan yang paling keji atas umat Islam selama perang Salib di Palestina, biasa disebut dengan Hospitaller, terkenal dengan sifat berlebihannya dalam Kristen, serta dendam kesumat mereka atas umat Islam. Pasukan St. John ini terus menerus membuat kerusakan di palestina, hingga dikalahkan oleh Shalahuddin Al Ayyubi.
Mereka lalu bermarkas di pulau Rhodes untuk membajak kapal kapal muslim. Maka bergerak lah Sultan Sulaiman membalas kejahatan mereka atas muslimin, dengan memimpin sendiri angkatan lautnya yang besar ke pulau Rhodes.
St. John berlindung di balik benteng mereka dan Meriam Turki Utsmani terus menggempur mereka. Sejak saat itu Sulaiman menjalankan sebuah taktik perang baru, dan taktik ini juga yang digunakan pejuang HAMAS, lima ratus tahun kemudian. Yakni penggalian lima puluh terowongan di bawah benteng Rhodes dan dilanjutkan serangan cepat ke pertahanan musuh di dalam benteng.
Teknik yang diterapkan Sultan Sulaiman ini berhasil membuat pasukan St. John menyerah untuk meninggalkan pulau. Mereka kemudian berpindah ke pulau Malta dan bermarkas disana, hingga dikenal kemudian dengan nama kesatria Malta. Dalam sejarah, Ksatria Malta ini kemudian terusir oleh Napoleon Bonaparte pada tahun 1798.
4 Pembebasan wilayah Arab dan Afrika
Sultan Sulaiman meneruskan pembebasan berbagai kota Islam di utara Afrika dari cengkraman tentara Salib, maka di bebaskanlah Tunis, Al Jazair, dan Libya dari tentara Salib.
Tak cukup sampai disitu, ia juga memerangi Portugis di sepanjang Laut Merah juga penjagaan teluk Arab dari tentara salib yang bermaksud menjajahnya.
Maka bersatulah Oman, Al Ahsa’, dan Qatar, dalam kesatuan Khilafah Turki Utsmani, begitu juga dengan Somalia dan sepanjang pantainya menjadi markas pergerakan angkatan laut Turki Utsmani. Dengannya Sultan Sulaiman menjaga teluk Arab, Oman, Yaman dan Somalia dari tentara Salib. Pelabuhan Aden di Yaman pun menjadi pelabuhan militer kuat dengan seratus pucuk Meriam untuk mengawasi setiap kapal perang yang berniat mendekati laut Merah.
BACA JUGA: 2 Alasan Prancis Tak Boleh Melupakan Sulaiman Al Qanuni, Sultan Muslim dari Turki Utsmani
5 Bantuan kepada muslim di dunia
Kemudian datanglah surat dari muslimin India yang diperangi Portugis, maka dikirimlah kekuatan laut Turki Utsmani untuk menyelamatkan Muslimin India. Maka dikirimlah kesatuan gerak cepat dibawah angkatan Laut Turki Utsmani untuk melindungi muslimin disana.
Jadilah kekuatannya melindungi Islam dan Muslimin di lautan timur Asia Eropa barat dan Afrika Utara.
Pada saat yang sama Sultan juga mengirim angkatanya ke Andalusia untuk membebaskan Muslimin eropa dari Penyiksaan tentara Salib dalam Inkuisisi.
6 Berjasa pada Prancis
Sultan Sulaiman menjawab permohonan Raja Prancis, Fransis I yang ditawan kerajaan Spanyol, dan meminta bantuan kekuatan Islam guna membebaskan Prancis dari penjajahan Spanyol.
Bergeraklah angkatan laut Turki Utsmani, di bawah laksamana laut Turki Utsmani Khairuddin Barbarosa, untuk membebaskan kota kota di Perancis dari Spanyol. Maka ditaklukkanlah kota Nice dan Pulau Korsika.
Sebagai imbalannya, Muslimin lalu menjadikan pelabuhan Toulon sebagai markas Angkata Laut Turki Utsmani. Jadilah Toulon sebuah kota di bawah hukum Islam dengan lambang Turki Utsmani pada bentengnya, dan Adzan pun berkumandang disana.
Bahkan Sultan Sulaiman kemudian dapat mengatur undang undang Perancis sesuai pendapatnya. Seperti saat Perancis berniat mengadakan sejenis tarian dansa, namun Sultan Sulaiman melarang tarian itu, supaya tidak menyebarakan kerusakan di masyarakat Perancis. []