SUATU ketika, seorang budak wanita miskin dari Afrika bernama Barirah ra, diberi makanan oleh salah seorang sahabat. Makanan tersebut sangat lezat. Seumur hidupnya, belum pernah ia mendapatkan makanan selezat itu. Namun, karena kecintaannya pada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam yang sangat besar, ia tidak mau makan sebelum Rasulullah SAW mencicipinya terlebih dulu. Ia pun bertekad akan menjamu Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam.
Barirah yang sangat miskin ini lalu mengundang Rasulullah SAW untuk datang ke rumahnya. Rasulullah SAW menyambut baik undangan tersebut dan datang ke rumah Barirah bersama para sahabat untuk menyenangkannya.
BACA JUGA: Memelihara Shalat Dhuha, Mewakili 360 Sedekah dalam Sehari
Ketika para sahabat melihat makanan lezat yang disajikan Barirah, mereka sadar bahwa makanan tersebut sangat mahal, tidak mungkin Barirah sanggup membelinya sendiri. Pastilah Barirah mendapatkannya sebagai shadaqah dari seseorang.
Para sahabat pun berkata pada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam, “Ya Rasulullah, kemungkinan ini adalah makanan zakat atau shadaqah, sedangkan engkau tidak boleh memakan zakat dan shadaqah. Jadi engkau tidak dapat memakannya, ya Rasulullah.”
Barirah yang mendengar kata-kata sahabat tersebut menjadi hancur hatinya. Ia sadar, bahwa mereka benar. Rasulullah SAW tidak boleh memakan shadaqah dan zakat, dia benar-benar lupa. Hati Barirah menjadi kacau. Ia patah hati, tapi juga risau, takut, dan bingung karena sudah menyajikan makanan yang diharamkan kepada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam.
BACA JUGA: Ini yang Harus Dilakukan Jika Belum Mampu Bersedekah?
Namun disinilah ciri manusia bijaksana yang paling indah budi pekertinya. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam lalu berkata, “Makanan ini betul adalah shadaqah untuk Barirah, dan karenanya sudah menjadi milik Barirah. Lalu Barirah menghadiahkannya kepadaku. Maka aku boleh memakannya”. Kemudian Rasulullah SAW pun memakannya.
Demikianlah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam yang tidak pernah mengecewakan para fakir miskin. Nabi SAW memakan makanan itu sebagai hadiah dari seorang budak miskin, dengan sepenuhnya yakin bahwa makanan itu telah menjadi milik Barirah. Akhirnya makanan itu menjadi halal baginya. []
Sumber: Jejak Rasulullah