SUATU saat, dalam masa kepemimpinannya, Ali bin Abi Thalib pernah didekati oleh saudaranya, Aqil bin Abi Thalib.
Aqil merajuk kepada Ali dan berkata, “Aku orang miskin dan membutuhkan, oleh karena itu, berilah aku bantuan.”
Ali menjawab, “Tunggu sampai saat gajiku turun bersama dengan gaji kaum muslimin lain. Aku akan memberikan gajiku untukmu.
BACA JUGA: 3 Amalan dari Ali bin Abi Thalib untuk Perkuat Daya Ingat
Tetapi Aqil tetap mendesaknya sehingga Ali berkata kepada seorang lelaki lain, “Suruh dia keluar dan pergilah bersamanya ke sebuah toko di pasar umum, lalu katakan padanya, buka kunci-kunci ini dan ambil isi toko ini!”
Aqil menukas, “Apakah engkau menyuruhku mencuri?”
Ali menjawab, “Dan apakah kamu ingin menjadikan aku sebagai pencuri sehingga aku harus mengambil kekayaan kaum muslimin dan memberikannya untukmu?”
Aqil mengancam, “Aku akan pergi ke Muawiyah.”
Ali menjawab ketus, “Lakukan apa yang ingin kamu lakukan!”
Aqil pergi menemui Muawiyah, menceritakan apa yang terjadi dan ia mengemis kepadanya.
Muawiyah memberinya sekantong uang dirham dan berkata, “Naiklah ke mimbar masjid besar dan katakan apa yang telah Ali berikan padamu dan apa yang telah Muawiyyah berikan padamu!”
BACA JUGA: Pertanyaan Kaisar Romawi pada Muawiyah
Aqil naik ke atas mimbar dan berseru kepada hadirin, “Hadirin sekalian! Aku akan memberitahu kalian, sungguh aku merayu Ali untuk mengorbankan agamanya dan ia lebih memilih agamanya.
Dan sungguh aku merayu Muawiyah untuk mengorbankan agamanya dan dia benar-benar mengorbankan agamanya untukku.” []
Sumber: Tarikh al-Khulafa/ karya Imam as-Suyuthi