PRANCIS menyimpan sejarah berdarah di masa penjajahan. Kala itu Prancis menjajah negara-negara di Afrika, yang sebagian besar adalah negara Islam. Di antara negara Muslim yang dijajah Prancis adalah Aljazair, Mesir, dan Mauritania.
BACA JUGA: Sejarah Algeria, Jejak Berdarah yang Ditorehkan Prancis di Tanah Muslim
Berikut adalah sekelumit catatan tentang jejak penjajahan Prancis di tanah Mesir:
Penjajahan Prancis di Mesir berlangsung sekitar 3 tahun dari 1798 sampai 1801. Napoleon Bonaparte termasuk yang berperan penting dalam upaya Prancis menduduki Mesir.
Upaya tersebut merusak sistem dan budaya Mesir. Hingga akhirnya, Deklarasi Jihad melawan penjajah Prancis pun disampaikan penguasa Turki Sultan Salim III melalui Gubernur Suriah pada September 1798. Hal itu pulalah yang mendorong semangat rakyat, bahkan juga mendapat sambutan baik dari negara-negara Arab lain.
Suriah dan Hijaz mengirim tentara untuk membantu Turki mengusir Prancis dari Mesir.
Akibat deklarasi itu, terjadi Pemberontakan Kairo pada 21 Oktober 1798 yang menewaskan banyak orang dan ulama.
Masyarakat Mesir kala itu memberontak karena beberapa hal, di antaranya tingginya tarif pajak dan peraturan-peraturan yang diberlakukan Prancis. Lebih dari itu, Napoleon Bonaparte juga melakukan propaganda tentang Islam, dengan menggunakan ulama dalam birokrasi.
BACA JUGA: Ini Kiprah Keberhasilan Sultan Sulaiman Al Qanuni dalam Sejarah Islam
Napoleon juga menyebut bahwa Prancis adalah teman Islam dan Turki.
Pemberontakan kedua pecah lagi, melibatkan akademisi, pedagang, dan warga Kairo yang dipimpin Sayyid Umar Makram dan Sayyid Ahmad al-Mahruqi. Butuh waktu sampai satu bulan bagi Prancis untuk meredam aksi pemberontakan itu.
Seusai pemberontakan itu, tak lama kemudian, Jenderal Prancis Kleber dibunuh siswa Al-Azhar bernama Sulaiman al-Halabi pada 14 Juni 1800. []
SUMBER: REPUBLIKA