WANITA memang dikenal sebagai makhluk yang banyak mengandalkan perasaannya. Hingga ada beberapa yang rela menunggu dan berharap pada lelaki yang diinginkannya.
Namun, di pertengahan waktu yang dijanjikan tiba-tiba ia mendengar lelaki yang ditunggunya menikah dengan wanita lain. Kalau sudah begitu pada akhirnya si wanita bersedih dan sudah move on.
BACA JUGA: Terjebak dalam Pernikahan tak Bahagia
Wahai wanita, lelaki dengan mudahnya memberikan janji-janji manis, memberikan harapan-harapan setinggi langit, atau dengan ringannya mengajakmu berkomitmen 3 tahun lagi, percayalah tidak selalu dapat dipegang ucapannya.
Bukan maksud menyudutkan kaum laki-laki, tapi mungkin diluar sana banyak juga lelaki yang paham pentingnya aksi dari pada janji.
Namun jika kamu menunggu sesuatu yang tidak pasti, adakah makhluk yang bisa menjamin, dengan menunggunya akan membuat ia menjadi jodohmu? Bukankah hanya Allah yang memegang kendali atas hatimu dan hatinya? Bagaimana jika Allah tak suka atas terjalinnya komitmen yang tidak pada tempatnya?
Diajak nikah tapi 3 tahun lagi, dijanjikan manisnya bulan madu tapi 3 tahun lagi, diiming-imingi perhatian dan romansa yang tak akan habis tapi 3 tahun lagi, adalah perjanjian paling ringkih yang bisa dengan mudah melenakan hatimu jika kamu tak memiliki pertahanan diri yang kuat. Abaikanlah. Sesuka apapun kamu dengan dirinya.
Dari pada membuang waktu, energi, dan perasaanmu pada sesuatu yang belum pasti, lebih baik maksimalkan dirimu dalam ketaatan kepada Allah. Memohon dengan kelembutan hati agar kelak Allah mempertemukanmu dengan sosok lelaki sholih berakhlak baik, yang paham bagaimana ia harus memuliakan dirimu sebagai seorang wanita.
Lelaki yang menunjukan keseriusannya terhadapmu, memang tidak mudah menjanjikan hal-hal manis untuk menarik perhatianmu, ia lebih memilih untuk menyegerakan dirinya meminang dirimu, dengan bekal dan pemahaman yang baik tentang rumah tangga yang kelak ingin dibangun bersamamu.
BACA JUGA: Kalau Kamu Menikah dengan Dia
Lelaki yang menunjukan keseriusannya terhadap dirimu, tidak akan merayumu untuk menunggu dirinya, ia lebih memilih menyiapkan diri dengan kematangan yang baik, hingga ketika masanya tiba, ia bersegera mengetuk pintu rumahmu, mengutarakan niat baiknya untuk menikahimu berbekal visi dan misi besar yang ia tawarkan padamu. []