SETIAP yang bernyawa pasti akan mati. Hal itu disebutkan dalam Alquran. Maka, semua manusia pasti akan bertemu dengan ajalnya.
Selain itu, dalam Islam juga ditanamkan kepercayaan bahwa setelah kematian, manusia akan menjalani serangkaian proses hingga sampai di surga atau neraka. Sebab, selain hidup di dunia, manusia kelak akan menjalani kehidupan di alam akhirat.
Salah satu proses yang harus dilalui manusia adalah alam barzakh atau alam kubur. Bagi, manusia yang beriman dan senantiasa beramal shalih, akan diberikan kenikmatan di alam kuburnya. Sebaliknya, siksa di alam kubur tersedia bagi mereka yang melakukan maksiat selama di dunia dan tak melakukan tobat.
BACA JUGA: Awas Hati-hati, Siksa Kubur karena Air Pipis
Hanya saja, terdapat amalan yang bisa meringkankan bahkan menghindarkan dari siksa kubur. Dalam kitab Ar Ruh, Ibnu Qayyim al-Jauziy menjelaskan, penyelamat dari siksa kubur adalah jika seseorang duduk barang sejenak sebelum tidur malam lalu menghisab dirinya mengenai apa kerugian dan keuntungan pada hari itu. Dia lalu memperbarui tobat yang sebenar-benarnya antara dirinya dan Allah. Dia pun tidur dalam keadaan taubat.
Dia berjanji tidak akan mengulangi dosa yang diperbuatnya jika kembali bangun pada keesokan harinya.
Menurut Ibnu Qayyim, rutinitas ini hendaknya dilakukan setiap malam. Jika dia mati pada malam itu, dia wafat dalam keadaan bertobat. Jika bangun, dia siap untuk bekerja dengan senang hati karena ajalnya belum tiba. Dia masih mempunyai kesempatan untuk menghadap kepada Allah dan melakukan apa yang belum dilakukannya.
BACA JUGA: Ini Dia Faktor Penyebab Siksa Kubur
Menurut Ibnu Qayyim, ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Salman.
عَنْ سَلْمَانَ رضي الله عنه، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّه ﷺ يَقُولُ: رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيرٌ مِنْ صِيامِ شَهْرٍ وقِيامِهِ، وَإنْ ماتَ فيهِ جَرَى عَلَيْهِ عمَلُهُ الَّذي كَانَ يَعْمَلُ، وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزقُهُ، وأمِنَ الفَتَّانَ
“Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Menyiapkan tali selama sehari semalam lebih baik daripada puasa sebulan beserta sholat malamnya. Jika dia meninggal, maka dia diberi balasan atas amal yang dilakukannya. Diberi pahala berupa rezekinya dan dia selamat dari ujian (kubur).'”
Dalam hadits lainnya yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzy dari Fudhalah bin Ubaid, Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّ الْمَيِّتِ يُخْتَمُ عَلَى عَمَلِهِ إِلاَّ الْمُرَابِطَ فَإِنَّهُ يُنْمَي لَهُ عَمَلُهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَيُؤَمَّنُ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ
“Setiap orang yang meninggal disudahi berdasarkan amalnya, kecuali orang yang meninggal dalam keadaan mempersiapkan tali kudanya di jalan Allah. Sesungguhnya amalnya di tumbuhkan baginya hingga hari kiamat dan dia selamat dari ujian kubur.” []
Referensi: Ar Ruh/Karya; Ibnu Qayyim Al Jauzy/Penerbit: Al Kautsar