SYEIKH Aidh al-Qarni, terkenal berkat menulis buku. Salah satu bukunya yang fenomenal adalah “Laa Tahzan”. Ternyata ada cerita di balik penulisan buku fenomenal ini.
Syeikh al-Qarni menyusun Laa Tahzan selama tiga tahun dan mengeditnya tiga kali setiap menulis satu bagian buku. Hasilnya sungguh fenomenal. Buku yang sudah diterjemahkan ke dalam 29 bahasa dunia ini telah diterbitkan oleh puluhan penerbit dan mencapai angka penjualan fantastis.
BACA JUGA: Laa Tahzan
Di negara asal penulisnya, Saudi, hingga triwulan pertama tahun 2006 buku itu sudah dicetak kurang lebih 1,5 juta eksemplar. Di Indonesia, buku ini juga sempat menjadi buku terlaris.
Kelebihan buku Al-Qarni terlihat pada bahasan-bahasannya yang fokus, penuh hikmah, dan selalu memberi jeda untuk merenung sebelum berlanjut pada bahasan berikut.
Dalam bukunya pula, Al-Qarni mengajak pembaca agar tidak menyesali kehidupan, tidak menentang takdir, atau menolak dalil-dalil dalam Alquran dan sunah.
Al-Qarni tidak menduga Laa Tahzan akan laris. Ia hanya berdoa setiap kali umrah di Makkah, agar diberi kemampuan menulis sebaik-baiknya. Ketika buku itu terbit untuk pertama kalinya, ia hanya mendapat 10 persen dari penjualan Laa Tahzan.
Karena saat itu buku karyanya banyak yang dicekal. Namun, berkat keikhlasan itulah Laa Tahzan dicetak dalam jumlah besar dan bertambah laris. Laa Tahzan menyebar di mana-mana. Di Indonesia sendiri buku ini banyak dicetak tanpa izin darinya.
BACA JUGA: Syeikh Ali Jaber, Sudah Hafidz Quran di Usia 11 Tahun
Laa Tahzan meledak hampir di seluruh negara yang penduduk mayoritasnya Islam. Tetapi, Al-Qarni tidak menerima uang lagi dari bukunya itu. Mengenai ini ia tidak ingin melakukan apa-apa. Ia hanya menyerahkan semua kepada Allah.
Ia pun mengaku tidak menyesal atas keputusannya itu. Ia tetap merasa kaya. Berkat doa umat Islam, ia menjadi semakin terkenal. Laa Tahzan telah memberi banyak manfaat pada umat manusia. Hal itulah yang paling membahagiakan al-Qarni. []