KINI dunia memiliki perubahan sangat cepat dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol. Salah satu pengaruh terbesar dari pergeseran dunia di zaman sekarang tentu saja dipengaruhi oleh teknologi. Kecepatan teknologi dan informasi akan memengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk anak-anak.
Jadi bagaimana peran orangtua dalam membesarkan sang buah hati agar memiliki mental dan iman yang kuat dalam beragama?
BACA JUGA: Lindungi Anak dari Penyakit ‘Ain dengan Doa Ini
Tentunya dengan mengajarkan Pendidikan Agama islam sejak usia dini, salah satunya mengajarkan anak membaca al-quran.
Tapi menjadi guru ngaji juga bukan hal yang mudah, harus memiliki ilmu yang cukup untuk mengajarkan anak-anak mengaji. Sering kali ditemui anak-anak usia dewasa masih keliru dalam membaca Al-Quran. Kekeliruan anak dalam membaca Al-qur’an ini bisa terjadi karena telah minimnya guru mengaji yang benar-benar profesional. Kebanyakan hanya mengajarkan bunyi, tanpa menekankan makhraj yang benar. Bahkan sampai pada taraf Alqur’an, tajwid bacaan diabaikan begitu saja. Padahal untuk jangka panjang, kekeliruan dalam membaca ini justru akan menimbulkan mudharat yang tak sepele; yakni kesalahan dalam arti bacaan yang akan berujung dosa.
Sungguh bukan maksud merendahkan para guru mengaji yang semacam ini. Hanya saja harus ada kesadaran untuk tetap belajar jika memang merasa belum begitu fasih. Hilangkan ego klise “saya adalah guru, maka saya lebih tau”. Ya, mungkin lebih tau dari anak-anak itu, tapi dari guru-guru mengaji yang sudah profesional, kita mungkin hanya kulit ari atau sekedar remah-remah bolu manis di toko kue.
Sadarilah, bahwa dalam konteks luas, guru dan murid adalah pembelajar, dan sedang sama-sama belajar. Maka tak perlu sungkan mempertajam ilmu demi eksisnya Alqur’an yang mulia. Lagian, tanggung jawab dalam mengajar itu besar lho. Dimensinya ada tiga; tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanggung jawab terhadap orang tua dan anak didik, dan tanggung jawab pada Allah ta’ala. Jadi sebisa mungkin seorang murid harus diajar dengan ajaran yang benar.
Seperti yang dilansir pada laman Dahliasiregar berikut ini ada tips agar menjadi guru mengaji yang berkelas.
1. Sebelum mengajar, pastikan kita sebagai guru sudah fasih terlebih dahulu. Tak harus fasih keseluruhan, bertahap juga tak masalah. Misal, hari ini kita akan mengajarkan huruf د (dal) sampai ش (syin), maka pastikan kita menyebut huruf-huruf ini sudah benar. Bila belum ngena, carilah orang yang bisa membantu meluruskan penyebutan makhrajnya, baru diajarkan ke anak.
2. Jadilah guru ngaji yang rewel, yang apabila pelafalan anak salah, maka pengucapannya diulang sampai benar.
3. Bersikap ‘tega’lah pada anak. Jangan naikkan bacaannya pada baris atau halaman berikutnya sebelum bacaannya beres. Tak masalah sampai seminggu bacaan disitu-situ saja.
4. Komunikasikan dengan orang tuanya apapun perkembangan anaknya. Jangan lupa minta bantuan orang tuanya di rumah jika anaknya sedikit lebih lamban dalam belajar.
5. Jika kita menjadi guru mengaji perdana bagi si anak, kenalkanlah terlebih dahulu huruf hijaiyah mentah. Alif ba ta tsa jim dan seterusnya. Sebab penomena yang memprihatinkan sekarang adalah banyaknya anak-anak yang tidak mengenal huruf alif, yang mereka tau hanya A. Padahal Alif akan dibaca A jika sudah berharkat fathah. Demikian juga jim dal dzal, mereka hanya bisa menyebutnya ja da dza. Ini sungguh kekeliruan yang sepele tapi fatal. Jika pun bukan menjadi guru perdananya, tetap kenalkan hijaiyah mentah. Don’t miss it!
6. Ajarkan pula tajwid yang benar. Dan bila mampu serta tiba saatnya, ajarkan anak 7 lagu al-qur’an atau yang lebih dikenal dengan tilawah mujawwad. Atau sekurang-kurangnya ajarkan bacaan tartil yang lembut.
7. Jangan pernah sekali pun mematok tarif belajar mengaji. Sebab sejatinya mengajarkan Al-qur’an adalah tanggung jawab setiap muslim. Terima saja seberapa pun di kasih. Kalau tidak dikasih pun jangan ditagih. Cukuplah Allah sebaik-baik pemberi balasan.
Yakinlah, orang tua yang pandai menghargai ilmu akan memberikan tarif yang pantas kok untuk guru mengaji anaknya. Apalagi jika beliau sadar bahwa ilmu Al-qur’an itu dibawa mati, maka ia akan memberi bayaran yang sesuai kok. Memang sih yang sadar itu hanya segelintir. Banyak para orang tua yang lebih rela membayar les English and Math anaknya berjuta-juta ketimbang membayar guru ngaji meski hanya sekedar 50 ribu saja. Tapi ya biarkan saja. Tetaplah mengajarkan Alqur’an dengan baik dan benar meski pun dengan dan atau tanpa gaji.
8. Pasang target jumlah anak didik persemester atau pertahun. Tak perlu menerima anak didik banyak-banyak jika tak terajar dengan baik. Yang ada hanya menambah ribut dan mengurangi keefektifan belajar anak-anak yang lain. Cukup mengajar dengan kapasitas yang kita mampu saja.
9. Ikhlas dan bersabarlah. Banyak anak banyak macamnya. Maka mengajarlah dengan hati yang tulus. Insya Allah, Allah akan memberi balasan terbaik.
BACA JUGA: Ini Alasannya Mengapa Mendidik Anak Harus Sesuai Zamannya
Demikian tips yang bisa saya bagi. Sungguh sharing tips ini bukanlah bermaksud menggurui. Hanya ingin berbagi agar kita melangkah maju bersama.
Oh ya, tips ini memang dikhususkan bagi para guru mengaji baik di TPQ, di mesjid-mesjid atau pun yang buka pengajian di rumah. Tapi dalam konteks luas, tips ini juga berlaku untuk semua pihak, terlebih para orang tua. Kata Nabi madrasah pertama dan utama itu ibu alias orang tua kan ya? Maka saya berharap tulisan ini memberi manfaat bagi semua muslim dengan segala profesi. []