PALESTINA—Krisis listrik Gaza telah mengakibatkan kerugian besar. Tak hanya bagi warga dan pasien rumah sakit, melainkan bagi para pelaku industri. Sekretaris Dana Persatuan Umum Industri Palestina, Wadhah Basisu mengatakan pada Ahad (24/4/2017) bahwa kelangkaan listrik akibat pemutusan telah mengakibatkan kerugian sektor di industri Jalur Gaza hingga mencapai 40 juta USD setiap bulan.
Menurut laporan PIC, Basisu menambahkan bahwa krisis ini telah menimbulkan kebingunan nyata yang menyebabkan kelumpuhan sektor industri dengan menanggung beban biaya upah dan kewajiban-kewajiban keuangan yang besar.
Basisu menjelaskan, ketidakteraturan pasokan bahan bakar ke stasiun pembangkit listrik, pemberlakuan pajak baru bahan bakar impor untuk listrik, hambatan penjajah Israel terhadap proyek jalur gas untuk listrik yang bisa menyedeian 150 megawatt, termasuk yang menjadi penyebab terjadinya krisis listrik ini.
Dia menambahkan, industri-industri saat ini terpaksa menggunakan generator sepanjang waktu. Ini adalah alternatif dengan biaya sangat tinggi. Sehingga berdampak negatif pada konsumen dengan naiknya harga barang dan dengan biaya 17 kali lipat, karena tidak adanya pasokan listrik. Selain itu, tidak adanya listrik juga merusak sejumlah peralatan yang diperasikan secara elektronik.
Basisu mengungkap terjadinya penurunan produk nasional dari 19 persen menjadi 9 persen sebagai akibat dari situasi yang ada. Dan mungkin bedampak pada produk dan kualitas daya saing, yang juga menambah kerugian lagi. []