TANYA: Benarkah jika seorang pasangan suami istri yang selama hidup di dunia belum dikaruniai anak/keturunan, maka di surga nanti akan dikaruniai anak/keturunan oleh Allah? Dan apakah ada hadist shahih nya?
JAWAB: Terdapat hadits dzahir yang menunjukkan bahwa jika kita menginginkan anak di surga, maka kita bisa mendapatkannya. Hadits tersebut adalah:
الْمُؤْمِنُ إِذَا اشْتَهَى الْوَلَدَ فِي الْجَنَّةِ كَانَ حَمْلُهُ وَوَضْعُهُ وَسِنُّهُ فِي سَاعَةٍ ، كَمَا يَشْتَهِي
“Seorang mukmin jika menginginkan anak di surga, maka kehamilannya, kelahirannya dan pertumbuhannya dalam sesaat sebagaimana yang ia inginkan” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dishahihkan oleh AL-Albani dalam shahihul jaami’ no. 6649)
Syaikh Muhammad Abdurrahman Al-Mubarakfury rah menjelaskan hadits,
قوله (كان حمله) أي حمل الولد (ووضعه وسنه) أي كمال سنه وهو الثلاثون سنة (كما يشتهي) من أن يكون ذكرا أو أنثى أو نحو ذلك
“Lafadz ‘hamil’ maksudnya mengandung anak, lafadz ‘kelahiran dan pertumbuhannya’ maksudnya sempurna umurnya yaitu 30 tahun, lafadz ‘sebagaimana yang ia inginkan’ maksudnya sesuai keinginannya, anak laki-laki atau perempuan dan semisalnya.”
Terdapat khilaf ulama
Dalam hal ini terdapat khilaf ulama, sebagian ulama mengatakan bahwa penghuni surga akan mendapatkan anak jika ia inginkan karena penghuni surga mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Allah Ta’ala berfirman,
وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf: 71)
dan Allah Ta’ala berfirman,
لَهُم مَّا يَشَاؤُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ
“Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.” (QS.Qof: 35)
Sebagian ulama lagi mengatakan bahwa tidak ada anak di surga, Imam As-Suyuti rah berkata, “Ulama berselisih pendapat mengenai hal ini, sebagian mereka berkata bahwa di surga ada kenikmatan jima’ tetapi mereka tidak punya anak.”
Muhammad bin Abdul Hadi As-Sindi rah berkata, “Muhammad berkata diriwayatkan dari Abu razin Al-‘Uqaily dari Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya penduduk surga tidak mempunyai anak didalamnya.”
Sebagian lagi menyatakan bahwa hadits penduduk surga menginginkan anak adalah hadits yang gharib, Ibnul Qayyim rah berkata, “Sanad Hadits Abu Sa’id sesuai dengan syarat As-Shahih, perawi-perawinya memiliki hujjah akan tetapi hadits ini sangat gharib.”
Penduduk surga tidak mempunyai keinginan memiliki anak
Inilah perpaduan dari kedua pendapat, jika hadits tersebut shahih maka tidak bertentangan hadits lain bahwa di surga tidak ada anak. Karena seandainya penghuni surga ingin mempunyai anak maka mereka akan dikabulkan, akan tetapi penduduk surga tidak mempunyai keinginan untuk memiliki anak.
Imam As-Suyuti rahimahullah berkata, “Demikianlah diriwayatkan dari Thawus dan Mujahid dan Ibrahim An-Nakha’i, berkata Ibnu Ishaq bin Ibrahim mengenai hadits ini, “jika (seandainya) ia menginginkan”, akan tetapi penduduk surga tidak menginginkan (keinginan memiliki anak)”
Kata (إذا) “Idza” (jika) dalam hadits ini bermakna (لو) “lau” (seandainya). Sehingga maknanya, seandainya penduduk surga ingin punya anak.
Muhammad bin Abdul Hadi As-Sindi rah berkata, “Kesimpulannya adalah ta’wil hadits yang dinukil oleh Ibnu Ishaq yaitu sabda Rasulullah SAW “jika seorang mukmin menginginkan” yaitu bentuk pengandaian dan perkiraan, maka kata “idza” (jika) dimaknai dengan “lau” (seandainya) untuk pengandaian.”
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah merajihkan pendapat tidak ada anak di surga dengan beberapa dalil. Beliau berkata memaparkan dalil-dalilnya,
Dalil pertama: hadits Ibnu rozin (tidak ada anak disurga, pent)
Dalil kedua: Firman Allah “bagi mereka istri-istri yang suci” maka mereka suci dari haidh, nifas dan gangguan haidh
Dalil ketiga: tidak ada mani atau ovum maka anak hanya bisa dihasilkan melalui mani seorang laki-laki
Dalil keempat: terdapat hadits sabda Nabi SAW “di surga kelak tersisa ruang kosong, maka Allah menciptakan makhluk yang akan menepatinya.” Seandainya di surga ada kelahiran, maka anak-anak penghuni surga lebih layak untuk menempatinya dari yang lain.
Dalil kelima: Allah menjadikan kehamilan dan kelahiran bersama haidh dan mani
Dalil keenam: Allah menakdirkan berkembang biak keturunan di dunia karena menakdirkan kematian kemudian mengeluarkan mereka dari dunia (sedangkan di surga tidak ada kematian)
Dalil ketujuh: Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang yang beriman dan diikuti oleh anak keturunan dengan keimanan maka kami akan susulkan mereka (ke surga) dengan anak keturunan mereka.” Allah mengabarkan bahwa mereka dimuliakan dengan menyusulkan anak keturunan mereka, seandainya ada anak keturunan mereka di surga, tentu Allah akan menyebutnya. []
SUMBER: BIMBINGAN ISLAM