KISAH orang-orang teladan selalu menjadi hal yang menarik untuk disimak. Apalagi, jika orang-orang teladan ini adalah mereka yang mengorbankan diri untuk berjihad di jalan Allah. Selain hanya untuk disimak, tentu saja kita harus meneladani ketaatan dan kesungguhan mereka dalam beribadah.
Dan ada salah satu kisah yang menarik dan bisa kita petik hikmahanya dari seseorang bernama Ibrahim Al-Bashriyah bersama sang Ibu.
BACA JUGA: Kisah Seorang Mualaf Prancis
Alkisah, menurut kisah ahli sejarah, musuh telah melanggar batas sebuah negeri Islam. Lalu Abdul Wahid bin Zaid (Abu Ubaid), seorang kahtib di Basrah, menghasung orang-orang untuk berjihad. Ia memaparkan berbagai kenikmatan di surga dan juga menjelaskan sifat-sifat bidadari yang ada di dalamnya.
Para muslimin banyak yang ikut dalam seruan tersebut. Mereka menggadaikan diri di jalan Allah dengan harga yang murah. Ada seorang wanita tua renta yang keluar dari kerumunan para wanita, menemui Abu Ubaid.
Wanita tua itu adalah Ummu Ibrahim Al-Bashriyah. Ia berkata, “Wahai Abu Ubaid, apakah engkau mengenal anakku, Ibrahim? Ia telah dilamar oleh petinggi Bashrah untuk dijodohkan dengan anak perempuannya, tetapi saya tolak.
Namun sekarang, demi Allah aku tertarik dengan bidadari yang engkau sebut tadi. Aku rela jika bidadari itu menjadi pengantin bagi anakku. Maka ulangilah sifat-sifatnya tadi agar aku tertarik padanya. Maka Abu Ubaid mengulangi sifat tersebut. Semua orang terkesiap, mereka bertakbir.
Ummu Ibrahim bangun lalu berkata, “Wahai Abu Ubaid, demi Allah aku ridha dengan bidadari itu sebagai pendamping anakku. Apakah engkau mau menikahkan mereka sekarang juga dengan mengambil dariku sepuluh ribu dinar sebagai maharnya? Semoga Allah menjadikannya pahlawan yang mati syahid, sehingga mampu memberi syafa’at bagiku dan bapaknya di hari Kiamat.”
Abu Ubaid bersedia dan berbahagialah Ummu Ibrahim. Ia berlari pulang mengambil uang dan menaruhnya di kamar Abu Ubaid. Lantas ia menengadah ke langit sambil berdoa.”Ya Allah, saksikanlah bahwa aku menikahkan anakku dengan bidadari. Sebagai maharnya ia akan mengorbankan jantungnya dalam perang di jalan-Mu. Maka terimalah ini wahai Dzat yang Paling Mengasihi.”
Ibrahim berangkat ke peperangan dengan dibekali kain kafan dan minyak yang biasa dipakai untuk orang mati. Ibunya berpesan agar ia tidak lalai dalam medan perang.
Akhirnya Ibrahim berhasil meyusup ke barisan musuh dan memporak-porandakannya. Ia membunuh lebih dari tiga puluh tentara musuh. Tentara musuh akhirnya menyadari dan mereka menyerang Ibrahim, menombak, memukul dan menyerangnya. Ia tetap tegar melawan, namun akhirnya staminanya menurun dan jatuh hingga dihabisi lawan.
BACA JUGA: Kisah di Balik Penulisan Buku “Laa Tahzan” Syeikh al-Qarni
Peperangan tersebut dimenangkan oleh muslimin. Mereka pulang disambut oleh keluarganya. Ummu Ibrahim mencari-cari Ibrahim, lantas ia bertanya kepada Abu Ubaid, “Wahai Abu Ubaid, apakah Allah menerima hadiahku, sehingga aku bahagia, atau ia mengembalikannya, sehingga aku kecewa?”
Ia menjawab, “Allah telah menerima hadiahmu. Aku berdoa semoga sekarang anakmu bersama para syuhada’ yang dirahmati.”
Ummu Ibrahim merasa gembira sekali sampai-sampai ia pulang langsung menciumi kasur Ibrahim sampai tertidur. []
Sumber: Misteri Malam Pertama di Alam Kubur/Jubair Tablig Syahid/Penerbit: Cable Book/2012