CHECHNYA–Yayasan Presiden Akhmat Kadyrov di Republik Chechnya, Rusia, memberikan insentif sebesar 100 ribu rubel (sekitar 18,6 juta rupiah) kepada tiap keluarga di republik tersebut jika menamai anak mereka yang lahir pada malam tanggal 29 Oktober dengan nama Muhammad. Demikian informasi tersebut dilaporkan kantor humas Pemerintah Chechnya.
“Kegiatan ini diadakan tiap tahun untuk memperingati maulid Nabi (Muhammad), tetapi tahun ini (cakupannya) akan lebih luas. Tahun lalu, hanya anak laki-laki yang menerima insentif,” kata Menteri Penerangan Chechnya Akhmed Dudayev kepada TASS.
BACA JUGA: Nangis di Pernikahan Saudarinya, Pria Ini Minta Maaf ke Seluruh Rakyat Chechnya
Dudayev menjelaskan, kali ini, siapa pun yang menamai bayi yang baru lahir dengan nama anggota keluarga dan kerabat terdekat Nabi Muhammad juga akan mendapat insentif. Situs web pemerintah Chechnya menyatakan, Nabi Muhammad memiliki tiga putra dan empat putri.
Menurut Dudayev, sebagaimana yang dikutip TASS, upaya Yayasan Kadyrov kali ini terkait dengan peristiwa yang baru-baru ini terjadi di Prancis yakni penghinaan terhadap Islam oleh Presiden Emmanuel Macron sehingga memicu tindak kriminal, dinilai amat penting.
BACA JUGA: Aslan Maskhadov, Mimpi Chechnya Merdeka
Pada Selasa (27/10/2020) lalu, Pemimpin Republik Chechnya Razman Kadyrov, melalui saluran Telegram-nya, menyebut Presiden Prancis Emmanuel Macron “teroris” lantaran pernyataannya terkait pembunuhan guru Sejarah Samuel Paty oleh Abdullah Anzorov, seorang pemuda Chechen berusia 18 tahun.
Kemudian Juru Bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov pada Rabu (28/10/2020) mengomentari pernyataan Kadyrov dan mengatakan bahwa para pemimpin subjek federal Federasi Rusia tidak boleh terlibat dalam kebijakan luar negeri.
Merespons Kremlin, Kadyrov mengaku sependapat, tetapi menekankan bahwa dia “mengungkapkan pendapatnya tersebut sebagai seorang muslim, bukan sebagai politisi.” []
SUMBER: RBTH