APAKAH ada cara untuk seorang muslim mencapai puncak keimanan? Berikut penjelasannya.
Allah SWT memerintahkan untuk beriman kepada-Nya dan kepada makhluk-makhluk-Nya yang lain. Salah satunya kepada hal yang tidak bisa manusia lihat (ghaib).
Lalu, apakah keimanan kepada yang ghaib itu merupakan asas untuk memeluk agama?
Ya, salah satu asas memeluk agama ialah beriman kepada yang ghaib, karena hal itu merupakan salah satu dari rukun iman.
Sebagaimana Allah SWT berfirman, “Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan daripadanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib,” (QS. Al-Baqarah: 2-3).
BACA JUGA: 5 Perkara Ghaib Ini Tidak Diketahui Manusia
3 Puncak Keimanan Seorang Muslim
Sedangkan puncak keimanan adalah sebagai berikut seperti dikutip dari buku Anda Bertanya Islam Menjawab karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi:
Puncak keimanan pertama, beriman kepada yang paling ghaib yang sama sekali tidak mungkin dilihat oleh kekuatan mata manusia, yaitu Allah SWT.
Puncak keimanan kedua, beriman kepada yang belum atau tidak pernah kita lihat, yaitu malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan pada hari akhir (meliputi surga dab neraka).
Puncak keimanan ketiga, beriman kepada segala yang difirmankan Allah SWT.
Apabila kita meragukan firman Allah tentang penciptaan malaikat, hal itu berarti mengukur benar tidaknya Allah dengan kekuatan penglihatan mata kita.
3 Puncak Keimanan Seorang Muslim
Padahal soal ada atau tidaknya malaikat tidak dapat diukur dengan kemampuan penglihatan kita. Seperti kita percaya adanya ruh, dengan merasakan pengaruh ruh itu pada jasmani kita.
Dalam sebuah sabda Nabi Muhammad SAW, dijelaskan cara mendapatkan manisnya iman kepada Allah SWT. Caranya dengan mencintai sesama manusia karena Allah SWT dan mencintai Allah SWT serta Rasul-Nya.
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَجِدُ أَحَدٌ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ حَتَّى يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَحَتَّى أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ وَحَتَّى يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak akan mendapatkan manisnya iman sehingga ia mencintai seseorang, dan ia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Sehingga ia lebih suka dimasukkan ke dalam api dari pada kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, dan sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada yang lain.” (HR Al-Bukhari)
3 Puncak Keimanan Seorang Muslim
BACA JUGA: Ini Rukun dan Cara Melaksanakan Shalat Ghaib
Allah SWT akan mencintai orang yang mencintai-Nya dengan baik dan benar. Tatkala Allah SWT mencintai seseorang, Dia akan memerintahkan Malaikat Jibril.
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَحَبَّ اللَّهُ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ فَيُنَادِي جِبْرِيلُ فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي أَهْلِ الْأَرْضِ
“Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan menyeru Jibril. Sesunggunya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia.”
Maka Jibril pun mencintai orang tersebut, lalu Jibril menyeru kepada penghuni langit, “Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah fulan.”
Maka penduduk langit pun mencintai orang tersebut, hingga akhirnya ditetapkan bagi fulan untuk diterima di bumi.” (HR Al-Bukhari). []