HORMAT dan menjaga adab kepada guru merupakan sebuah keharusan bagi para pencari ilmu. Bahkan Syekh Nawawi Al Bantani telah mengingatkan masyarakat untuk menjaga adab terhadap guru dan menganjurkan mereka untuk tidak segera membantah dan menyalahkan pernyataan guru mereka.
Syekh Nawawi juga menganjurkan kita untuk menghormati pernyataan guru, ustaz dan ulama tasawuf serta tidak menyalahkan pernyataan tersebut. Pasalnya, orang yang mengingkari pernyataan zahir mereka akan terluput dari keberkahan. Lebih dari itu, yang dikhawatirkan dari pengingkaran itu adalah kematian kita dalam keadaan su’ul khatimah.
BACA JUGA: Tips Jadi Guru Mengaji yang Berkelas
Syekh Nawawi telah menganjurkan kita untuk menghormati ustadz dan guru kita. Ia mengingatkan kita untuk tidak berdebat dengan mereka sehingga kita tidak jatuh dalam lubang su’uzhan, peremehan, dan sikap tidak etis (meninggalkan adab) terhadap mereka. Su’ul adab (adab yang buruk) terhadap ustaz dan guru memiliki konsekuensi yang cukup fatal sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini:
“Diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, ‘Siapa saja yang meremehkan ustaznya, niscaya Allah turunkan bala pada tiga hal. Pertama, ia menjadi lupa terhadap hafalannya. Kedua, terkelu lidahnya. Ketiga, pada akhirnya ia akan membutuhkan ustaznya,’” (Syekh M Nawawi Banten, Salalimul Fudhala, [Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun], hal 84).
Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya (Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun), halaman 84, juga menganjurkan kita untuk bersikap takzim kepada ustaz, muallim, dan guru karena tindakan memuliakan mereka termasuk tindakan memuliakan ilmu.
BACA JUGA: 8 Jasa Guru Ngaji yang Sering Terlupakan
Sayyid Bakri Ad-Dimyathi mengatakan, “Seseorang tidak akan mendapat (keberkahan) ilmu tanpa menghargai ahli ilmu (ustaz/guru/muallim). Salah satu bentuk takzim adalah tidak membantah mereka.”
Sayyid Bakri Ad-Dimyathi menganjurkan kita untuk tetap menjaga kehormatan terhadap para guru dan ustaz. Ia mengutip sebagian ulama yang memberikan tips bagi kita untuk tetap menjaga energi penghormatan dan ketakziman terhadap mereka.
“Bila kau duduk di hadapan gurumu, anggap saja kau sedang duduk di majelis Rasulullah SWT dan para sahabatnya agar penghormatanmu (ihtiram) terhadapnya.” []
SUMBER: NU.OR.ID