Oleh: Dr. Hanny Rono
KITA membutuhkan waktu setahun untuk melakukan perjalanan ke planet Mars. Kita juga perlu 36 tahun untuk mencapai batas terluar tata surya dari bumi. Karena inilah ide Hibernasi menjadi topik penting dalam kaitannya dengan efisiensi eksplorasi ruang angkasa. Hibernasi pada astronot dipercaya akan menghemat suplai makanan ketimbang harus membawa ‘gudang Bulog’ ke dalam pesawat.
Sejak 2014, NASA telah mencanangkan target hibernasi pada para awak kapal penjelajahnya selama 90-180 hari. Lalu ilmuwan John Bradford dan koleganya dari SpaceWorks Enterprises dan NASA melaporkan telah berhasil menginduksi kondisi hibernasi ringan pada manusia (hipometabolik) selama 14 hari melalui metode hipotermia terapeutik.
Pada umumnya para ilmuwan masih difokuskan pada teknik pembekuan atau Cryonic untuk melakukan hibernasi. Dalam titik beku biasanya aktivitas metabolisme tubuh akan melambat atau mungkin akan terhenti sejenak yang berarti dengan melambatnya metabolisme tubuh, maka kebutuhan akan energi akan bisa dihemat.
BACA JUGA: Ini Hikmah Membaca Al Kahfi di Malam Jumat
Mungkin bagi muslim yang jeli, dalam Alquran surat al-Kahfi kita dapati metode hibernasi yang lebih dahsyat lagi sebagaimana disebutkan dalam surat Al Kahfi ayat ke 18: “Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur…” bukankah pernyataan tersebut cenderung secara sains sebagai Torpor atau Hibernasi?
Dan tidak tanggung-tanggung lama proses hibernasinya mencapai “…300 tahun ditambah 9 tahun” (QS al-Kahfi 25). Ini adalah waktu hibernasi yang cukup untuk sebuah perjalanan eksplorasi intergalaksi.
Metode yang ditawarkan dalam surat al-Kahfi ini sangat berbeda jauh dengan metode Cryonic yang ditawarkan NASA di mana teknik pembekuan tidak disebut-sebut dalam surat tersebut melainkan yang disinggung adalah penataan pencahayaan, suhu ruangan, dan sirkulasi udara yang tepat sebagaimana disebut dalam ayat ke 17: “Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu…”
Terkait dengan penataan suhu ruangan dan pencahayaan yang tepat, akan ditemukan pula seolah-olah adanya sebuah pengelolaan Ritme Sirkadian dari penghuni gua tersebut bila kita kaitkan ayat ke 17 dengan ayat ke 18: “Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri…”
Keterkaitan Ritme Sirkadian dengan Hibernasi mengingatkan saya akan jurnal ilmiah Dr. Cory Williams pada tahun 2015 yang menemukan Ritme Sirkadian (jam biologis) tupai tanah Arktik ketika ia berhibernasi jauh berbeda pola ritme siklusnya dibandingkan saat ia terbangun dari hibernasinya. Temuan ini menyimpulkan adanya kecenderungan ritme sirkadian ikut berubah ketika tubuh diarahkan untuk hibernasi.
BACA JUGA: Allah Matikan Fungsi Pendengaran Ashabul Kahfi
Begitu pula dengan pernyataan ayat ke 11: “Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu” yang mengingatkan pula pada pengalaman mantan astronot NASA Jim Kelly dalam mengatur Ritme Sirkadiannya di ruang angkasa salah satunya dengan cara menutup telinganya. Seperti diketahui pesawat orbiter ruang angkasa ISS melaju dengan kecepatan 170.000 mil per jam, pada laju kecepatan, astronot akan menemukan matahari terbit dan terbenam setiap 90 menit sekali sehingga dalam 24 jam terjadi 16 kali matahari terbit dan terbenam.
Petunjuk-petunjuk sains yang sangat luar biasa dalam surat al-Kahfi seharusnya dapat memotivasi para ilmuwan muslim untuk lebih dalam lagi menggali potensi sains dari surat ini dalam kaitannya dengan eksistensi cedekiawan muslim dalam eksplorasi di luar angkasa. []