ALAM semesta dan seluruh isinya merupakan ciptaan Allah SWT. Alam semesta tentu saja mencangkup semua, bukan hanya bumi, tapi juga langit serta apapun yang ada di luar angkasa. Salah satunya, yang diungkap dalam Alquran adalah tentang batu meteorit.
Keberadaan batu meteor tertuang dalam Al-Quran Surah Al-Anbiya.
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Maka mengapa mereka tidak juga beriman?” (QS Al Anbiya: 30)
Sebagaimana dikutip dari Buku Miracles of Al-Quran and As-Sunnah karya Dr. Zakir Naik, disebutkan bahwa Imam Ad-Dailami dalam Al-Firdaus, Imam As-Suyuthi dalam Jam’ul Jawami’, Ibnu Katsir dalam Al-Kaafi Ash-Shaafi fi Takhrij Ahadis Al-Kasysyaf, Imam Al-Ajluni dalam Kasyful Khafaa’ dan Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menceritakan bahwa Nabi Muhammad bersabda:
“Allah telah menurunkan empat karunia dari langit ke bumi : Besi, api, air dan garam.”
Meskipun hadits ini lemah dari sisi sanadnya (silsilah perawi), setidaknya hadits ini memuat satu referensi awal yang mengantarkan kepada petunjuk sains yang amat besar.
BACA JUGA: Tim Peneliti Ungkap Orang Pertama yang Tewas karena Meteorit di Era Kekhalifahan Utsmaniyah
Orang-orang yang mendengar hadits ini pada zaman Nabi Muhammad SAW ternyata mampu mencerna gagasan tentang api, air, dan garam yang dikirim dari langit ke bumi; namun tampaknya masih sulit bagi mereka untuk menalar gagasan bahwa besi diturunkan dari langit ke bumi.
Padahal, dengan sangat jelas Al-Qur’an telah berbicara mengenai persoalan tersebut. Allah berfirman yang artinya:
“..Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu)…” (QS. AI-Hadid: 25)
Kebanyakan orang menafsirkan kata “menurunkan” pada ayat Al-Qur’an dan hadits di atas sebagai sebuah kiasan yang maksudnya ialah penciptaan besi. Namun, di beberapa dekade terakhir abad ke-20, para astronom
dan astrofisikawan mulai mempelajari struktur kimia dari alam raya.
Mereka menemukan bahwa unsur paling dominan di alam ini adalah gas Hidrogen (unsur paling ringan sekaligus paling sederhana), yang membentuk 74% dari materi alam semesta. Kemudian, diurutan berikutnya adalah gas Helium (unsur kedua dalam Tabel Periodik), yang membentuk 24%materi alam. Sementara sisa unsur-unsurtersebut (diperkirakan jumlahnya mencapai 105 unsur) membentuk kurang dari 2 % dari materi alam semesta.
BACA JUGA: 7 Hal Mengerikan Ini Bisa Terjadi kepada Bumi jika Bulan Tidak Ada
Dari pengamatan tersebut menuju kepada kesimpulan logis bahwa semua unsur yang ada di alam semesta diciptakan dari Hidrogen, baik melalui proses kondensasi Hidrogen maupun melalui fusi nukleus-nukleusnya.
Telah terbukti bahwa bahan bakar matahari adalah gas hidrogen yang nukleus-nukleusnya menyatu untuk membentuk inti Helium sehingga melepaskan sejumlah besar energi. Pelepasan energi ini menyebabkan inti matahari memiliki suhu yang diperkirakan mencapai hampir 15.000.000 derajat celcius. Adapun permukaan
matahari memiliki suhu 6.000 derajat celcius,sementara lidah api yang menjilat-jilat dari dalam matahari, diperkirakan memiliki suhu hampir 1.000.000 derajat celcius.
Juga telah dibuktikan bahwa fusi nuklir di dalam inti matahari tidak pernah menghasilkan unsur berat apapun, apalagi besi. Satu-satunya unsur, yang diproduksi di dalam matahari melalui proses fusi ini, adalah Helium bersama dengan sejumlah kecil unsur-unsur yang mengikuti Helium (dalam Tabel Periodik).
Lantas, dari manakah semua unsur besi di bumi ini berasal?
Jumlah besi melebihi 1/3 dari massa bumi yang diperkirakan mencapai 6.000 juta juta juta ton (yaitu 6 x 10 x 35,9 2,154 x 10 ton besi).
Berbagai penelitian panjang telah membuktikan bahwa bintang melalui beberapa tahap dalam masa hidupnya. Dalam beberapa tahap ini, bintang-bintang berubah menjadi sangat bercahaya, yang sering kita kenal dengan sebutan “Nova” dan “Supernova”.
Telah dibuktikan juga bahwa suhu inti bintang pada tahap tersebut panasnya melebihi puluhan miliar derajat. Inti dari Nova dan Supernova ini adalah satu-satunya tempat yang kita ketahui dari alam semesta. Disinilah reaksi fusi nuklir terjadi, sampai inti bintang benar-benar berubah bentuk menjadi besi.
Melalui proses transformasi ini, energi total bintang habis tak bersisa dan menyebabkan ledakan, serta menghamburkan bagian-bagiannya ke seluruh alam semesta. Selama proses ini, besi menjangkau banyak benda-benda langit seperti bumi. Melalui meteor lah, besi mencapai bumi.
Pengamatan akurat ini akhirnya melahirkan teori: Ketika bumi dipisahkan dari matahari (atau dari awan langit yang merupakan asal-muasal dari sistem tata surya kita), maka bumi tak bermakna lagi.
BACA JUGA: Bukan Berasal dari Bumi, Besi Langsung Diturunkan dari Langit
Bumi tak ubahnya seperti tumpukan abu yang tidak memiliki unsur-unsur lebih tinggi dari aluminium dan silikon. Bumi kemudian dibombardir oleh meteor besi, meteor berbatu, serta meteor lain yang terbentuk dari batu dan besi.
Karena tingginya tingkat kepadatan meteor-meteor ini dibandingkan bumi, maka membuat bumi berpindah sampai ke pusat tumpukan abu, di mana meteor-meteor itu akan meleleh disebabkan oleh faktor homoeothermal-nya.
Fenomena ini menyebabkan meleburnya tumpukan abu yang kemudian terbagi menjadi tujuh lapis bumi:
Bagian inti keras (dengan struktur 90% besi, 9% Nikel, 1 % unsur lainnya) serta bagian inti cair (yang memiliki struktur kimia yang sama).
Tiga lapisan, bulat berturut-turut (pembungkus), di mana rasio besi menurun saat Anda menjajakinya dari bagian dalam ke arah luar lapisan.
Menyusul bidang ini berikutnya yaitu bidang bagian bawah litosfer, diikuti oleh bagian atas litosfer (yaitu kerak bumi yang mengandung 5,6% besi).
Melalui pengamatan yang cermat tersebut terbukti bahwa semua besi di bumi benar-benar diturunkan dari langit. Hal ini menegaskan apa yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Kalau bukan lantaran besi, bumi tidak akan memiliki medan magnet yang berfungsi menahan atmosfer dan hidrosfer serta semua bentuk kehidupan di permukaannya.
Kalau bukan karena besi yang diturunkan tersebut, tidak akan ada kehidupan di bumi karena besi membentuk konstituen yang sangat penting dari hemoglobin manusia dan berbagai jenis hewan. Besi juga merupakan unsur pembentuk yang sangat penting bagi klorofil, zat yang amat vital dibutuhkan dalam siklus hidup tanaman.
Petunjuk ilmu pengetahuan amat dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi ini, sudah ada sejak 1.400 tahun penting yang terdapat di lalu. []
Referensi: Miracles of Al-Qur’an dan As-sunnah/Karya: Dr. Zakir naik/Penerbit: Aqwam Jembatan Ilmu.