MANUSIA akan terus diuji dengan kondisi apapun. Itu sebagai bukti apakah keimanannya hanya dalam lisan belaka atau sudah mendarah daging dalam dirinya. Hal ini juga terjadi pada seorang mualaf bernama Gleany Rantung. Ia mendapat banyak godaan kala merintis usaha halalnya.
Wanita muslimah yang akrab disapa Dede ini tengah mengembangkan usaha camilan Kepalatart, cemilan khas Manado. Bermodalkan uang 200 ribu, Dede mampu membuat kue yang ia jual dengan harga 25 ribu per kemasan.
Karena kegigihannya dalam mempertahankan kehalalan produk, ia pun mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka yakni berupa tambahan modal sebesar 5 juta dari Kantor Wilayah Kemenag Maluku Utara. Selain itu ia juga mendapatkan dana untuk membeli etalase sebesar 3 juta rupiah.
Kini setelah mendapatkan bantuan modal tersebut, Dede mengaku bisa memperoleh omzet 1,5 juta per hari atau sekitar 45 juta dalam sebulan. Padahal sebelum menerapkan prinsip syariat Islam berupa kehalalan produk, ia hanya bisa meraup omzet 500 ribu saja dalam satu hari.
Sebelumnya ia juga sempat tergoda untuk memasukkan barang haram ke dalam produk jualannya setelah disarankan oleh seorang teman. Temannya tersebut menyarankan untuk memasukkan cairan rum (sejenis minuman keras) agar camilan buatannya lebih harum dan enak. Namun Dede menolaknya dan tetap ingin produknya menggunakan bahan yang halal.
“Alhamdulillah dengan niat beragama Islam yang baik untuk meninggalkan unsur-unsur yang diharamkan dalam membuat kue, produk saya tetap enak dan laku, bahkan permintaan semakin meningkat,” ucapnya, sebagaimana dilansir dari Kemenag, Rabu (5/10/2016).
Dituturkan oleh Kasi Urais Kanwil Kemenag Maluku Utara, Dahlan Saidi, mualaf bernama Dede tersebut tak hanya fokus untuk menjaga kehalalan produk buatannya, namun juga konsisten menyisihkan penghasilannya ke Unit Pengumpul Zakat di masjid terdekat.
“Ini harus menjadi teladan bagi pengusaha kecil lainnya,” ujar Dahlan. []
Sumber: InspiraData