“Sekali berbohong akan mudah berbohong lainnya, karena kebohongan tak bisa dilindungi dengan kebenaran.” Abdullah Gymnastiar-Aa Gym
BERBUAT dosa merupakan hal yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meski sudah mengetahuinya, terkadang banyak orang yang tidak mengindahkannya. Artinya, masih saja ada di antara kita yang berbuat dosa. Padahal, kita tahu bahwa perbuatan dosa akan berujung pada penyesalan tiada akhir.
Salah satu perbuatan dosa yang banyak dilakukan ialah berdusta. Ya, perkara berdusta ini, sepertinya sudah biasa dilakukan.
Bahkan, menjadi hal yang mereka anggap sah-sah saja. Mereka berdalih pada ungkapan bahwa berdusta demi kebaikan itu boleh-boleh saja.
Padahal, ketika seseorang telah berdusta satu kali, maka ia akan ketagihan untuk melakukan dusta kembali.
BACA JUGA: Ini Akibat Orang Suka Pamer Dosa
Dijelaskan bahwa orang yang berdusta akan terus selalu berkata dusta untuk menutupi perkataan yang dusta. Artinya orang yang berkata dusta selamanya akan terus mengatakan perkataan-perkataan dusta.
Sebagai contoh; saat terima raport di sekolahnya, Fulan sesungguhnya mendapat peringkat terahir di kelasnya. Kemudian temanya bertanya kepada Fulan, “Fulan kamu peringkat berapa?” Kemudian Fulan menjawab, “Peringakat 1.” Ini adalah ungkapan dusta pertama.
Kemudian temanya bertanya kembali, “Nilai matematika kamu dapat berapa Fulan?” Kemudian Fulan menjawab, “Dapat nilai 9 nih.” Nah, untuk menutupi perkataan dustanya, Fulan melakukan perkataan bohong kembali, karena tidak mungkin Fulan mengatakan jika nilai sesunggunya mendapat nilai 5. Dan begitulah seterusnya.
Hal tersebut membuktikan bahwa perbuatan dosa yang satu ini membuat seseorang ketagihan. Sekali ia berbohong, maka ia akan terus berbohong. Bahkan, Rasulullah ﷺ mengatakan bahwa orang yang berbuat dusta, maka selamanya akan di cap sebagai pendusta.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong),” (HR. Bukhari).
BACA JUGA: Inilah Dosa Jariyah yang Terus Dihitung Meski sudah Meninggal
Oleh karena itu, berhati-hatilah jika berbicara. Jangan sekali-sekali melakukan perkataan dusta yang akan membawa kepada neraka, meskipun berniat untuk bercanda dan membuat orang lain tertawa. Ingat sabda Rasulullah ﷺ, “Celaka bagi orang yang bercerita kepada suatu kaum tentang kisah bohong dengan maksud agar mereka tertawa. Celakalah dia. Celaka dia,” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Jika kita tak ingin di cap sebagai pembohong, maka jangan pernah mencoba untuk berbohong. Sebagaimana dikatakan, lebih baik mengatakan yang sesungguhnya meski itu menyakitkan. Daripada harus berbohong, tapi akan memendam rasa bersalah di dalam hati, yang boleh jadi mempengaruhi kehidupan kita. []