Oleh: Fadh ahmad Arifan
Penulis adalah Pengajar di MTs Muhammadiyah 2 Malang
fad.arifan@gmail.com
ALI Sholeh Muhammad Ali Jaber atau yang dikenal dengan Syekh Ali jaber. Namanya tak asing lagi bagi kalangan Muslim perkotaan. Parasnya yang good looking menghiasi layar kaca. Beliau tampil di sejumlah program religi yang tayang pada bulan Romadhon.
Sebut saja ajang “Hafiz Indonesia”. Dalam ajang tersebut beliau menjadi juri. Oh ya perlu diketahui, pada bulan Januari kemarin, beliau resmi menjadi Warga negara Indonesia (WNI).
“Barakallah… Alhamdulillah. Menjadi sebuah kebahagian dan kebanggaan bagi kami beserta keluarga saat pengajuan menjadi Warga Negara Indonesia telah diterima. Saat ini passport sudah di tangan kami. Itu pertanda sah kami jadi WNI. Mohon bimbingannya dari jamaah sekalian supaya kami menjadi warga negara Indonesia yang baik dan bisa berkontribusi bagi agama bangsa dan negara. Aamiin. I love you INDONESIA,” begitulah unggahan di akun Instagramnya.
BACA JUGA: Viral Baca Quran sambil Berteduh, Remaja Pemulung Ini Diajak Umrah oleh Syekh Ali Jaber
Pendakwah yang lahir di kota Madinah ini diketahui menikah dengan muslimah asal Lombok, Nusa tenggara Barat.
Sejak usia 10 tahun telah menghafal 30 juz Al-Quran. Bahkan pernah mengajar di Masjid Nabawi dan menjadi imam di salah satu masjid di Madinah. Eksistensi Syeikh Ali Jaber seingat saya mulai melejit ke permukaan semenjak kerap mendampingi berbagai acara/lawatan da’i kondang, Ust. Yusuf Mansyur.
“Bukan saya karena punya kelebihan dan saya hanya berusaha jadi orang baik, jadi orang yang bermanfaat untuk masyarayakat dan negara,” tambahnya.
Selain itu, Syekh Ali Jaber menyatakan bahwa dirinya sudah berjanji akan memberikan hal yang bermanfaat bagi Indonesia. Apalagi dirinya sudah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Dalam catatan saya, konten ceramah Syeikh Ali Jaber temanya menyesuaikan program televisi dimana beliau menjadi narasumbernya. Namun saya temukan konten ceramahnya yang bernuansa purifikasi aqidah.
Misalnya pada tanggal 16 Mei 2015, “Hakekat Isra’ miraj adalah apabila manusia punya problem, sampaikan kepada Allah swt. Tidak melalui malaikat atau wali, tetapi langsung dengan Sholat,” ucap Syeikh Ali jaber sewaktu diwawancarai dr. Lula kamal di TV One.
Selain itu, Syekh Ali jaber juga pernah mengulas tentang hakekat kekasih Allah swt. Kata beliau dalam Program “Damai Indonesiaku” (7 Juli 2015), “Keberadaan Waliyullah hanya Allah yang tahu…”. Dua argumen tersebut membuat Syeikh Ali jaber distigma wahabi oleh kelompok yang berseberangan.
Hingga tulisan ini dibuat, Syeikh Ali jaber tetap melanjutkan safari dakwah. Rabu, 16 September 2020, diketahui melawat ke Kabupaten Jember. Lalu pada kamis, 17 September 2020 bertolak ke Kota Malang.
BACA JUGA: Syekh Ali Jaber Jelaskan Keagungan dan Keutamaan Ayat Kursi
Di kecamatan Ajung, Jember, saya melihat unggahan beberapa foto beliau yang dikawal personel Barisan Ansor Serbaguna (Banser) cabang Kencong. Adapun di kota kelahiran saya, beliau diundang buka puasa di restoran Baitul maqdis, Kecamatan klojen. Setelah buka puasa, beliau lanjut memberi tausyiah di Masjid Khadijah.
Peristiwa penusukan di Bandar lampung ada hikmahnya. Tentunya membuat citra personel Banser kian moncer di mata publik. Demikianlah tulisan saya tentang seorang Syekh Ali jaber. Semoga Allah swt senantiasa melindungi beliau dimana pun dan kapan pun. Wallahu’allam. []