DALAM sebuah hadits, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa iman itu memiliki lebih dari 70 cabang. Cabang yang paling tinggi dari cabang-cabang keimanan adalah perkataan “lailahaillallah” dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.
Secara tidak langsung, hadis tersebut juga mengisyaratkan bahwa keimanan seseorang itu bertingkat-tingkat sesuai dengan ilmu dan amal yang ia perbuat.
BACA JUGA: Pengertian Iman kepada Hari Akhir atau Hari Kiamat
Hanya saja, jangan remehkan suatu amal kebaikan sekalipun terlihat sedikit dan dianggap remeh oleh manusia. Bisa jadi, Allah akan mengganjar amalan yang dikerjakan secara ikhlas tersebut dengan pahala yang berlipat.
Sebagaimana kisah seekor anjing yang sedang kehausan berkeliling di sekitar sumur untuk mendapatkan air. Anjing ini dalam keadaan yang mengenaskan dan hampir mati. Melihat hal ini maka seorang wanita pelacur yang berasal dari bani Israil merasa kasihan terhadapnya sehingga dia membuka sepatunya untuk mengambil air dari sumur dan diberikannya kepada si anjing.
Atas perbuatan baik yang dia lakukan maka Allah mengampuni segala dosa-dosa yang telah dia lakukan selama di dunia. Meskipun anjing merupakan binatang yang najis untuk kaum Muslim tetapi dengan menolongnya yang sedang sekarat merupakan kebaikan yang bernilai tinggi.
Cerita ini dapat memberikan gambaran kepada setiap Muslim bahwa kita harus selalu berbuat baik kepada siapa pun dan kapan pun tanpa melihat latar belakangnya terlebih dahulu karena kebaikan kecil berbuah manis.
Pada masa sekarang ini, sungguh telah banyak orang melalaikan perbuatan-perbuatan baik, terutama perbuatan yang dianggap sepele. Padahal, setiap perbuatan manusia selalu diawasi oleh Allah dan dicatat oleh malaikat dalam kitabnya yang akan ditampakkan di hari kiamat kelak. Allah berfirman:
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah pun dia akan melihat balasannya,” (QS al-Zalzalah: 7-8).
BACA JUGA: Tanamkan Tauhid pada Anak, Bagaimana?
Rasulullah bersabda, “Janganlah sekali-kali kamu merendahkan perbuatan baik yang sedikit atau engkau mengosongkan tempat airmu untuk diisi ke tempat orang yang mencari air, atau engkau bertemu saudaramu dengan wajah ceria,” (HR Muslim).
Kita tidak akan pernah tahu kapan rahmat Allah turun dan kita tidak akan tahu ibadah mana yang telah Allah terima. Mungkin saja, amal yang selama ini kita yakini sebagai amal yang dapat membantu kita di hari kiamat malah tidak diterima Allah karena ria, sum’ah, dan sebab lainnya.
Bukan tidak mungkin ada seorang Muslim yang justru masuk surga karena senyuman, menyingkirkan duri dari jalan, atau kebaikan-kebaikan kecil lainnya. []
SUMBER: REPUBLIKA