ADA seorang mukmin bertemu dengan setan, lalu ia bergulat melawannya dan berhasil membantingnya. Setan tersebut ditanya oleh teman-temannya, “Mengapa kamu bisa dibantingnya?”
“Di antara kawan-kawannya, orang itu benar-benar sangat kuat,” jawabnya.
“Siapa orang itu, apakah ia bukan Umar?”
Setan sangat takut terhadap Umar, seperti sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, “Apabila Umar berjalan di suatu lorong atau lembah, setan akan mengambil jalan di lorong atau lembah yang lain.”
Bagaimana Umar bisa naik ke peringkat yang seperti itu? Jawabnya karena kesabaran. Ia mengikat syahwatnya dengan mengekang hasrat dan keinginannya.
BACA JUGA: Umar bin Khattab Menangis setelah Membaca Surat Ini
Semasa menjadi Khalifah, kaum Muslimin pernah mengalami masa paceklik sehingga mereka kelaparan. Beliau menderita sakit bawasir dan kulitnya menghitam karena ia bersumpah tidak akan makan daging atau mentega sebelum keadaan membaik. Para shahabat memandangnya terlalu keras kepada diri sendiri maka mereka kemudian berkumpul untuk membicarakan keadaan Khalifah. Salah seorang di antara mereka berkata,
“Siapa yang berani berbicara kepada Umar dalam persoalan ini?”
Mereka menjawab, “Tak ada yang berani selain putrinya sendiri, yakni Ummul Mukminin Hafshah, karena beliau tidak akan mencela dan memarahinya.”
Akhirnya dicapai kesepakatan untuk minta bantuan Ummul Mukminin, Hafshah, agar melunakkan sikap ayahnya terhadap dirinya sendiri.
Lalu Hafshah datang menemui ayahnya. “Wahai ayah, cukuplah sudah engkau menyiksa dirimu dan berlaku keras pada dirimu,” ungkap Ummul Mukminin itu lembut.
Umar menatap putrinya dan berkata, “Wahai Hafshah, bukankah engkau sudah tahu bahwa Rasulullah tidak pernah makan roti sampai kenyang hingga dua hari berturut-turut? Hafshah, bukankah engkau sendiri pernah mengatakan bahwa Rasulullah hanya memiliki sebuah selimut beludru yang beliau pakai untuk selimut pada musim dingin dan beliau hamparkan di bawah sebagai alas tidurnya pada musim panas. Hafshah, bukankah aku telah diberi tahu bahwa Rasulullah belum pernah merasakan roti lunak dan lembut dalam hidupnya…”
Umar menyebutkan beberapa hal kepada Hafshah, lalu menangis sehingga Hafshah pun ikut menangis.
BACA JUGA: Kalimat dari Rasulullah yang Disukai Umar bin Khattab
Beliau kemudian bangkit meninggalkan ayahnya.
Bagaimana setan tidak takut kepada Umar? Sesungguhnya seluruh dunia berada dalam genggamannya.
Sesungguhnya orang yang sabar mengekang syahwatnya akan menginjak dunia dengan kakinya. Sesungguhnya orang yang sabar mengekang hawa nafsunya dan tidak menaatinya, ia lebih kokoh dari gunung-gunung yang kokoh. []
Sumber: Tarbiyah Jihadiyah jilid ke-10/Karya: syaikh Abdullah Azzam