HUJAN merupakan peristiwa alam yang tak asing terjadi. Hujan kerap turun pada musim tertentu, tapi tak menutup kemungkinan hujan turun pula di musim kemarau.
Hujan merupakan rahmat dari Allah. Jatuhnya air hujan ini merupakan proses kondensasi (perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat) uap air di atmosfer menjadi butiran-butiran air yang cukup berat untuk jatuh ke daratan.
Hujan membutuhkan keberadaan lapisan atmosfer tebal supaya dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan atas permukaan bumi.
Seperti dikutip dari buku Islam Itu Ilmiah karya Abdul Syukur al-Azizi, terdapat fakta menarik terkait turunnya air hujan ini. Di dalam Al-Qur’an, disebutkan bahwa Allah SWT menurunkan air hujan dalam ukuran atau kadar tertentu, sebagaimana firman-Nya berikut:
“Dan, yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan), lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati….” (QS Az-Zukhruf: 11)
BACA JUGA: Keajaiban Hujan yang Dijelaskan Alquran
Kata “kadar” yang disebutkan dalam ayat tersebut merujuk pada salah satu karakteristik hujan.
Dalam sebuah hadist terkait hujan yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, diketahui bahwa curah hujan disebutkan sama tiap tahunnya.
“Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun yang lain,” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra).
Al-Azizi dalam buku Hadits-Hadits Sains, Fakta dan Bukti Ilmiah dalam Sabda Nabi Muhammad SAW mengatakan, hadist ini sebetulnya bersifat lemah atau dha’if. Namun ahli geologi yang juga ilmuwan muslim Zaghlul An-Najjar menganggap, hadist tersebut menggambarkan pengetahuan yang lebih luas dari ilmu pengetahuan modern pada masa itu.
Hasilnya, hadist ini tetap menjadi acuan dalam berbagai penelitian modern meski dianggap dha’if. Riset modern akhirnya membuktikan jumlah air di dunia selalu sama, tidak perbah lebih atau berkurang. Jumlah air yang menguap sama dengan yang turun ke bumi menjadi hujan.
Dalam buku berjudul Hadits-Hadits Sains, Fakta dan Bukti Ilmiah dalam Sabda Nabi Muhammad SAW dari Abdul Syukur Al-Azizi, hujan disebut 55 kali dalam Al-Qur’an.
Salah satu ayat yang menyinggung hujan ada dalam Al-Qur’an adalah surat An-Nahl ayat 10:
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً ۖ لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ
“Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.” (QS An-Nahl: 10)
Dengan ayat tersebut, tidak ada keraguan pada muslim untuk mengakui hujan adalah ciptaan Allah SWT. Hujan adalah bukti kuasaNya menciptakan dan memelihara semua makhluk yang ada di bumi.
BACA JUGA: Hujan-hujanan Termasuk Sunnah, Benarkah?
Peristiwa hujan juga disinggung dalam berbagai hadist. Sabda Nabi Muhammad SAW menjelaskan hujan adalah rahmat dan anugerah dari Allah SWT.
Seperti dikisahkan Zaid bin Khalid Al-Juhaini Radhiallahu ‘anhu (RA), saat itu Rasulullah SAW sedang mengimami sholat subuh di Hudaibiah setelah malamnya turun hujan.
Usai sholat, Nabi Muhammad SAW menghadapkan wajahnya kepada pada para jamaah dan bersabda:
“Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian?”
Para jamaah kemudian menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda:
“(Allah berfirman) Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan: (doa di atas), maka dia beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kita diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dia kufur kepada-Ku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist ini menjadi pernyataan tegas bahwa hujan adalah karunia dari Allah SWT. Demikian lah kebenaran Alquran dan kebaikan Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. []
Referensi:
Islam Itu Ilmiah/Karya: Abdul Syukur al-Azizi/Penerbit: Laksana/Tahun: 2018
Hadits-Hadits Sains, Fakta dan Bukti Ilmiah dalam Sabda Nabi Muhammad SAW/Karya: Abdul Syukur Al-Azizi/Penerbit: Laksana/Tahun: 2018