PALESTINA–Hamas dan Jihad Islami dikabarkan telah mengecam normalisasi antara Maroko dan Israel pada Kamis (10/12/2020). Dalam keterangan persnya Hamas menegaskan bahwa pihaknya mengutuk deklarasi normalisasi Israel-Maroko, sebagai langkah ironi yang tak layak dilakukan Maroko. Namun Hamas tetap yakin bahwa rakyat Maroko bersama Palestina, Al-Quds dan Al-Aqsha di semua situasi dan kondisinya.
Hamas menganggap langkah yang dilakukan kerajaan Maroko sebagai penghinaan terhadap bangsa Palestina dan persoalannya, serta kudeta terhadap sikap bersejarah Maroko, yang menolak penjajahan maupun berinteraksi dengan penjajah sejak puluhan tahun lalu. Maroko pernah menjadi pemimpin komite Al-Quds sebagai sikap yang bersejarah.
BACA JUGA: ‘Lomba Senjata’ dengan Maroko, Aljazair Beli 14 Jet Tempur Canggih Rusia
Sementara itu rakyat Maroko bersama segenap bangsa yang merdeka, menolak kesepakatan ini, dan semua kesepakatan normalisasi yang murah, dan terus melanjutkan boikot terhadap penjajah Israel dan menolak bekerjasama dengan zionis, dalam kondisi apapun.
Israel merupakan kanker jahat yang tidak akan memberikan kebaikan kepada siapapun, semua Negara yang bekerjasama dengan Israel akan merasakan penyesalan telah mengizinkan zionis masuk wilayahnya.
Hamas menegaskan bahwa Palestina akan tetap menjadi kompas para pejuang kemerdekaan, yang akan menggugurkan normalisasi dan para pihak pelakunya, dan Palestina akan meraih kemerdekaan meski butuh waktu yang panjang.
“Maroko melakukan langkah politik keliru, yang tidak bermanfaat bagi Palestina, dan justru mendorong Israel melanjutkan pelanggaran terhadap hak-hak bangsa Palestina,” kata Juru bicara Hamas Hazem Qasim
Menurut Qasim, penjajah Israel memanfaatkan agenda normalisasi untuk menambah keberanian melanjutkan agresi terhadap bangsa Palestina dan memperluas proyek permukiman zionis.
Sementara itu juru bicara Jihad Islami mengatakan, normalisasi Maroko dengan Israel merupakan pengkhianatan terhadap Al-Quds dan Palestina. Jubir Daud Shihab menambahkan, rezim Maroko mengalami kemunduran politik, sementara rakyat Maroko dan kekuatan politiknya pasti akan menolak normalisasi.
Jubir menyebutkan bahwa normalisasi merupakan kebijakan imprelialisme dengan baju baru.
Beberapa waktu sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menginformasikan kesepakatan Maroko melakukan normalisasi dengan penjajah zionis.
Di akun Twitternya, Trump menyatakan, “Capaian sejarah di hari terakhir, dua kawan kita Israel dan Maroko sepakat untuk membangun hubungan diplomasi penuh antara kedua Negara.”
BACA JUGA: Kisah Pemuda Maroko, 4 Tahun Bersepeda Lintasi 28 Negara untuk Tunaikan Ibadah Haji
Trump menyebut langkah ini sebagai kemajuan besar proses perdamaian di Timur Tengah, klaimnya.
Komentar pertama Maroko, Raja Mohammad VI menginformasikan Trump dalam komunikasi telephone bahwa Maroka siap membangun komunikasi resmi bilateral dan diplomasi dengan Israel secepatnya.
Namun Raja Maroko menegsakan bahwa perkembangan ini tak akan mengurangi komitmen Maroko dalam membela persoalan Palestina yang adil, dan terlibat dalam membangun stabilitas perdamaian adil dan permanen di Timur Tengah. []
SUMBER: PALINFO