Oleh: Gusti ‘ajo’ Ramli (@garammanis)
SELEPAS shalat malam, aku ambil dua lembar kertas. Aku tidak berdoa seperti biasanya. Satu kertas untuk menuliskan perbuatan baik. Selembar lainnya aku gunakan untuk menulis perbuatan buruk.
Ini malam pertama aku mencatat perbuatan baik dan burukku dalam selembar kertas. Tadinya aku cuma ingin menuliskan perbuatan buruk saja.
Akan tetapi, tidak ada salahnya untuk menuliskan perbuatan baik. Tujuannya bukan pamer, tapi untuk introspeksi diri. Sebab lembaran kertas itu hanya konsumsi pribadi.
BACA JUGA: 3 Amalan yang Bisa Mengubah Takdir dan Nasib Buruk
Betapa terkejutnya aku ternyata kertas bertuliskan perbuatan buruk ku terisi lebih banyak dari pada perbuatan baik ku.
Aku tersadar, mungkin selama ini malaikat yang menuliskan amal perbuatanku sudah “capek” menuliskan dosa-dosa dan perbuatan burukku.
“Ya Tuhan Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Ampunilah dosa-dosaku, Wahai Tuhan Penerima Taubat.”
Dengan menuliskan perbuatan buruk di atas kertas semakin menyadarkan dan mengingatkanku untuk berubah menjadi lebih baik.
Dari kesalahan-kesalahan itulah aku belajar bagaimana menguasai diriku sendiri. Aku belajar mengintropeksi diriku sebagai seorang manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan dosa.
Metode menulis kesalahan ini pernah dilakukan oleh Benjamin Franklin, ia berhasil melawan kesalahan yang ditulisnya sehingga menjadi pemimpin besar di Amerika.
Bahkan jauh sebelum itu, intelektual Islam seperti Ibn al-Muqaffa menyarankan untuk menulis perbuatan baik di tangan kanan dan perbuat buruk di tangan kiri.
BACA JUGA: Orang yang Masuk Surga karena Amalan Buruknya?
Dalam HR. Tarmidzi berbunyi, “Hitunglah dirimu sebelum dihitung, timbanglah dirimu sebelum ditimbang.” Akan lebih bermanfaat jika menghitung perbuatan kita di dunia ini sebelum perhitungan di akhirat sana.
Biarlah malaikat Rakib dan Atib yang bertugas mencatat amal perbuatan kita untuk bekal di akhirat. Sebelum catatan itu di buka dan diperhitungkan di alam sana.
Alangkah lebih indah kita “mengintip” catatan itu dengan mencatat perbuatan baik dan buruk pada selembar kertas. Hal ini dapat dijadikan bahan renungan untuk bertaubat kepada Allah SWT.
Allah Maha Mengetahui Segalanya. []