Oleh: Mia Fitriah Elkarimah
el.karimah@gmail.com
PENDIDIKAN karakter merupakan salah satu tujuan penting dari Pendidikan Nasional Indonesia. Yang tidak hanya menjadikan peserta didik cerdas secara intelektual, tetapi juga harus mampu mencetak generasi yang bermoral dan berkarakter sesuai dengan nilai, norma dan ajaran agama.
Kita sangat prihatin dengan kondisi dewasa ini dimana persoalan moralitas akibat krisis karakter marak terjadi dikalangan anak-anak dan pelajar.
Ditambah kondisi pandemi.
BACA JUGA:Â Beda Pendidikan Kita dengan Jepang
Sejak pembelajaran jarak jauh diberlakukan, segala aktivitas belajar-mengajar berpindah ke ruang-ruang digital. Intensitas perjumpaan guru dan siswa berkurang semua dilakukan via dunia maya.
Memang aktivitas belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa ada batasan ruang dan waktu. Tapi sayangnya, pembelajaran yang terhubung dengan layanan internet tidak selamanya menjamin peserta didik aman dari pengaruh negatif dunia digital.
Dengan beragam informasi baik positif maupun negatif, sangat berpotensi terpapar konten-konten negatif yang dapat menggerus karakter mereka. Kasus- kasus bullying, pornografi, pergaulan bebas dan tindak kriminal lainnya merupakan dampak dari penyalahgunaan media digital di kalangan pelajar.
Pengaruh negatif lainnya dari teknologi dan internet yaitu mendatangkan sifat kecanduan bagi penggunanya.
Kondisi demikian dikhawatirkan akan membentuk karakter pelajar menjadi pribadi yang konsumtif, minim kreativitas, malas berinovasi dan ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang instan, malas berpikir, kurang bertanggung jawab sehingga tidak maksimal dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya.
Sebelumnya sebagian orang tua seolah menyerahkan sepenuhnya proses pendidikan dan penguatan karakter siswa pada guru di sekolah. Tetapi tidak di era sekarang, porsi peran keluarga sangatlah besar.
Keluarga tidak hanya sebatas orang tua. Namun bisa anggota keluarga lain seperti nenek, kakek, paman, bibi atau kakak.
Persoalan yang kadang ditemukan adalah sebagian besar karena orang tua adalah harus bekerja sehingga tidak punya waktu yang cukup, latar belakang pendidikan orang tua yang tidak mumpuni untuk mendampingi anak-anak mereka dalam belajar.
Walaupun begitu harus ada peran dominan orang tua dalam mendidik siswa, khususnya pada pendidikan karakter.
BACA JUGA:Â Orang Tua, Ini Saran Ustaz Abdul Somad soal Pendidikan Anak
Guru dan orang tua diharapkan membangun komunikasi dan interaksi setiap waktu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak dalam mewujudkan penguatan karakter anak.
Hal positif yang bisa muncul dalam penguatan karakter di masa pandemi COVID-19 di antaranya anak senantiasa dapat menjaga kebersihan diri, anak mampu menerapkan protokol kesehatan dalam lingkungan keluarga.
Serta anak bisa ikut berperan dalam upaya mencegah penularan virus corona serta meningkatkan kemandirian, bagaimana anak harus mengatur dirinya dalam membagi waktu dan melaksanakan tugasnya sebagai pelajar saat terdapat banyak distraksi ketika belajar di rumah. []