SUATU ketika seseorang tidur dan bermimpi dirinya dikejar seekor singa. Orang itu berlari ke pohon, memanjatnya dan duduk di dahan agar terhindar dari binatang buas itu.
Dia menunduk dan melihat singa itu masih di sana menunggunya. Pria itu kemudian melihat ke samping. Dahan tempat dia duduk menempel pada pohon dan disana ada dua tikus yang berputar-putar sedang memakan dahan tersebut.
Satu tikus hitam dan yang lainnya putih. Cabang pohon yang digigitinya itu akan segera jatuh ke tanah.
BACA JUGA:Â Kisah Lelaki Tua, Palu Kecil, dan Kapal Besar
Pria itu kemudian melihat ke bawah lagi dengan ketakutan dan menemukan bahwa seekor ular hitam besar telah datang dan menetap tepat di bawahnya.
Ular itu membuka mulutnya tepat di bawah tempat pria itu duduk. Bisa dipastikan, jika dia jatuh, mulut sang ular siap mencabiknya.
Pria itu kemudian mendongak untuk melihat apakah ada sesuatu yang bisa dia pegang. Dia melihat cabang lain dengan sarang lebah. Tetesan madu berjatuhan darinya.
Pria itu pun merasakan keinginan untuk mencicipi salah satu tetesannya. Begitu, dia menjulurkan lidahnya dan mencicipi salah satu tetes madu yang jatuh, rasanya luar biasa. Sehingga dia ingin mencicipi setetes lagi dan kemudian setetes lagi, lagi, an lagi.
Hasilnya, kenikmatan madu itu menyesatkan dirinya. Dia lupa tentang dua tikus yang memakan dahannya, singa di tanah dan ular yang duduk tepat di bawahnya.
Ketika dahan tepat dia duduk itu patah, baru lah dia teringat semua bahaya yang menantinya. Sampai dia pun terbangun dari tidurnya.
Karena itu adalah mimpi yang unik, pria itu akhirnya menemui seorang ulama yang saleh untuk mengetahui maknanya.
Ulama itu berkata, “Singa yang kamu lihat adalah kematianmu. Ia selalu mengejar kamu dan pergi kemanapun kamu pergi.
BACA JUGA:Â Tikus yang Berkeluh Kesah
Dua tikus, satu hitam dan satu putih, adalah malam dan siang. Yang hitam adalah malam dan yang putih adalah siang. Mereka berputar-putar, datang satu demi satu, untuk memakan waktumu saat mereka membawamu mendekati kematian.
Ular hitam besar dengan mulut gelap adalah kuburanmu. Dia ada di sana, hanya menunggumu untuk jatuh ke dalamnya.
Sarang madu adalah dunia ini dan tetesan manis madu itu adalah kemewahan dunia ini.
Kita suka merasakan sedikit kemewahan dunia ini yang terasa sangat manis. Kemudian kita ingin merasakan sedikit lagi dan lagi. Sementara itu, kita tersesat di dalamnya dan kita melupakan waktu kita, kita melupakan kematian kita dan kita melupakan kuburan kita.” []
SUMBER: ISLAM CAN