MESKI tak separah lelaki, ternyata kalangan perempuan juga memiliki masalah jima yang lumayan rumit dalam rumah tangga. Salah satu masalah jima perempuan dalam rumah tangga tentunya adalah rasa ketidakpuasan.
Namun, berbeda dengan yang dialami lelaki. Perempuan lebih bisa mempertimbangkan keputusan yang diambil mengenai ketidakpuasannya itu.
Kebiasaan ‘menerima’ pada kalangan perempuan dalam kehidupan jima ternyata punya pengaruh dalam menghadapi masalah jima. Perempuan bisa menyembunyikan masalah jima dalam rumah tangga, dan menanggapi masalah jima dengan sangat hati-hati.
BACA JUGA: Suami Istri Bosan Jima? Lakukan 4 Tips Ini
Meski tak sedikit kalangan perempuan yang melampiaskan hasrat jima dengan jalan yang menyimpang, namun masih lebih banyak persentase dari kalangan perempuan yang berusaha bertahan dengan masalah jima yang mereka hadapi.
Masalah-masalah yang demikian ini tentu saja berkaitan dengan masalah psikologis yang dihadapi kalangan perempuan. Secara psikologis, ada beberapa poin berikut menjadi penyebab masalah jima pada kaum perempuan, atau menyebabkan ketidakpuasan jima kalangan perempuan terhadap pasangannya.
Pertama, ketidakpuasan terhadap bentuk fisik pasangannya. Bisa disebabkan oleh raut wajah pasangan, misalnya.
Kedua, kegiatan jima yang membosankan.
Ketiga, kerap dianggap remeh oleh pasangannya dalam masalah jima.
Keempat, kegiatan jima yang terlalu kasar dan terburu-buru dari pasangannya juga kerap menimbulkan masalah pada perempuan.
Kelima, sikap pasangan yang selalu selingkuh dengan WIL, yang membuat dirinya enggan melakukan hubungan jima dengan pasangannya.
Keenam, sikap cemburu yang berlebihan yang ditimbulkan oleh beberapa faktor seperti stress, letih, curiga yang berlebihan, masuknya masa menstruasi yang diapresiasikan berlebihan, tak tercapainya fantasi jima yang diinginkan dan rasa rendah diri.
Ketujuh, terlalu letih mengerjakan pekerjaan rumah.
Kedelapan, terlalu cuek dan masa bodoh dengan urusan jima akhirnya membuat hubungan jima jadi hambar.
Kesembilan, adanya perasaan jijik melakukan hubungan dengan pasangannya.
BACA JUGA: Hubungan Suami Istri Itu Sedekah, Maksudnya?
Kesepuluh, tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana memuaskan pasangan dalam hubungan jimaual.
Kesebelas, watak yang keras dan kaku.
Keduabelas, terlalu puas dengan peranannya sebagai ibu rumah tangga sehingga melalaikan tugasnya sebagai pasangan.
Ketigabelas, traumatik pasca melahirkan sehingga membuat gairah jima menjadi menurun. []