‘DIAMLAH!’ jelas suara hati Hajar saat berada di atas bukit Marwa. ‘Kami mendengar suaramu! Jika kau bisa menolong, tolonglah kami!”
Ternyata, di hadapannya ada seorang malaikat di tempat yang kemudian akan ada air zamzam berada. Malaikat itu menghentakkan tumit atau sayapnya, hingga memancar air darinya.
Hajar kemudian mengumpulkan air itu dengan tangannya, dan memasukkannya ke dalam geriba. Air itu malah menderas setelah diciduk-ciduk.
BACA JUGA: Air Zam-Zam Memancar dari Kaki Mungil Nabi Ismail
Ibnu Abbas berkata, ‘Nabi saw bersabda, ‘Semoga Allah merahmati Ibu Ismail, meciduk air Zamzam—niscaya akan mengalir (ke seluruh permukaan bumi).’
Ia pun minum dan menyusu Isma’il kecil, kemudian malaikat itu bertanya kepada Hajar, ‘Jangan takut terlantar karena di sini akan berdiri rumah Allah yang dibangun bocah ini dan Ayahnya, Allah tidak akan menelantarkan ‘keluarganya’.
Kondisi Hajar dan Isma’il tak berubah, hingga sekawanan atau keluarga dari Jurhum melintas melalui jalan Kada’, mereka singgah di kawasan bawah Mekkah.
Orang-orang Jurhum itu melihat seekor burung tengah terbang berputar-putar, mereka berkata, ‘Sungguh, burung itu berputar mengelilingi air, tapi setahuku di lembah ini tak ada air’.
Mereka pun mengutus perwakilan untuk memastikan keberadaan air, dan ternyata ada. Mereka berdatangan dan di sana ada Hajar yang berada di dekat air. “Apa engkau mengizinkan kami untuk singgah di tempatmu?” kata orang-orang Jurhum itu.
BACA JUGA: Ini Kondisi Ka’bah Setelah Masa Nabi Ismail
“Ya, tapi kalian tak berhak atas air ini,” jawab Hajar. ‘Baik!’
Ibnu Abbas berkata, “Nabi saw bersabda, ‘Hal tersebut membuat Ibu Isma’il senang, karena ada temannya. Mereka singgah dan mengirim utusan untuk menemui keluarga, akhirnya semuanya tinggal bersama-sama hingga beranak-pinak. []
Sumber: Qishahul Anbiya/karya Imaduddin Abu Fida’ Ismail bin Katsir al-Quraisyi ad-Dimasyqi (Ibnu Katsir)