“Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri, dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).” (Al An’am: 104)
KETIKA Ali mengetahui bahwa Nabi dan Khadijah, istri Nabi selalu bersama-sama melakukan shalat, dan beliau melihat di hadapannya tidak ada barang atau benda yang disembah, kemudian beliau bertanya kepada Nabi,
“Apa yang kalian berdua lakukan? Kepada siapa kalian bersujud?”
BACA JUGA: Inilah 6 Kunci Surga Menurut Ali bin Abi Thalib
Nabi tersenyum dan menjawab, “Kami sujud kepada Allah. Dia yang mengutusku menjadi Nabi dan memerintahkan aku mengajak manusia menyembah-Nya.”
“Ali! Kami mengajakmu untuk bersama-sama menyembah Allah SWT dan melaksanakan perintah-Nya. Tinggalkan menyembah patung Latta dan Uzza yang tidak bisa berbuat apa-apa, baik keuntungan dan kerugian bagi yang menyembah-Nya!” sambung Nabi.
Ali berkata, “Sampai hari ini aku belum pernah mendengar kalimat-kalimat seperti itu. Aku ingin segeta menceriterakan kepada ayahku”.
“Lebih baik jangan, kalau kamu sudah masuk Islam sebaiknya kamu pegang rahasia!” Ucap Nabi
Nabi melarang karena beliau khawatir ajaran beliau jadi perbincangan orang sebelum waktunya disebarluaskan. Sepanjang malam Sayidina Ali tidak bisa tidur, terus teringat apa yang diucapkan Nabi.
BACA JUGA: 7 Nasihat Ali bin Abi Thalib
Allah SWT memberikan rahmat kepadanya menunjukkan jalan menuju kenikmatan.
Pagi-pagi sekali Sayidina Ali menemui Nabi Muhammad SAW langsung menyatakan masuk Islam dengan kehendak sendiri. Sejak itu jika waktunya shalat, Sayidina Ali berangkat mengikuti Nabi Muhammad SAW rnenuju ke suatu tempat yang terlindungi bebatuan untuk melaksanakan shalat. []
Sumber: Riwayat Nabi Muhammad SAW Dan Tempat-Tempat Suci Agama Islam/ Penulis: H.M Doddy Fachrurizie, M.S., SH/ Penerbit: Angkasa, 2000