MASA pemulihan amat dibutuhkan seorang ibu pasca melahirkan. Sebab fisik, hormon dan mentalnya mengalami perubahan drastis saat persalinan.
BACA JUGA: 24 Jam Pasca Persalinan, Ini yang Terjadi pada Tubuh Seorang Ibu (1)
Berikut ulasan selengkapnya tentang perubahan pasca persalinan di tubuh ibu yang penting diketahui, agar bisa dihadapi dan ditangani dengan baik:
1 Hormon
Ibu akan merasa bukan dirinya yang sebelumnya, dan hal ini terjadi karena perubahan hormon secara drastis. Tepat setelah melahirkan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, yang dapat berkontribusi pada “baby blues” (perubahan suasana hati, kecemasan, kesedihan atau lekas marah, yang hilang dalam waktu satu minggu atau lebih setelah kelahiran) atau depresi pascapartum (gejala serupa yang lebih intens, bertahan lebih lama dan mengganggu kehidupan sehari-hari).
“Beberapa hormon naik dari yang tertinggi ke yang paling rendah, tepat sebelum melahirkan hingga setelahnya,” kata Ann Dunnewold, psikolog yang juga penulis buku The Real Mom’s Postpartum Survival Guide.
Sementara itu, oksitosin atau hormon cinta akan membanjiri tubuh. Ini mengubah perilaku menjadi keibuan. Saat oksitosin meningkat, kecemasan juga bisa meningkat.
“Hormon-hormon ini mempengaruhi satu sama lain dalam tarian yang kompleks dan memengaruhi energi dan suasana hati,” ujar Dunnewold.
Hormon tiroid, yang membantu mengatur suhu tubuh, metabolisme, dan fungsi organ, juga dapat dipengaruhi oleh proses melahirkan. Menurut American Thyroid Association, lima hingga 10 persen wanita menderita tiroiditis pascapartum, yaitu pembengkakan kelenjar tiroid, dan penyebab pastinya tidak diketahui.
2 Penurunan level vitamin dan mineral
Merasa gemetar dan kelelahan cukup umum terjadi dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Gejalala ini juga dapat dikaitkan dengan kadar zat besi yang rendah.
“Ibu berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan zat besi setelah melahirkan, karena kehilangan darah selama persalinan,” kata Sarah O’Hara, seorang pakar gizi.
Tetap minum multivitamin kaya sat besi setelah melahirkan dan menyusui. Perbanyak makanan kaya zat besi, seperti daging merah, produk biji-bijian yang diperkaya, kacang-kacangan, lentil, dan sayuran hijau. Ibu merasa lebih baik dalam beberapa minggu setelah meningkatkan asupan zat besi.
3 Uterus, vagina dan vulva
Rahim mengalami banyak perubahan saat hamil, melahirkan dan setelahnya. Pemulihan persalinan pervaginam (normal) dan operasi caesar memang berbeda, tapi memiliki persamaan.
Ibu tetap akan mengalami nyeri, yang terasa seperti kram menstruasi, dimulai segera melahirkan dan berlangsung selama dua atau tiga hari. Kontraksi pun akan terus berlanjut terus selama beberapa minggu ke depan. Ini membantu rahim menyusut ke kondisi sebelum melahirkan.
Selama sekitar enam minggu, rahim akan berkontraksi ke ukuran aslinya, akhirnya turun ke belakang tulang kemaluan.
Ibu juga akan mengalami keluarnya cairan berdarah, yang disebut lokia, hingga enam minggu setelah melahirkan. Darah dan lendir itu, yang warnanya menjadi lebih terang dan mengalir seiring waktu, berasal dari area tempat plasenta menempel pada otot rahim. []
SUMBER: TODAYS PARENT