SETIAP orang pasti pernah merasakan marah. Hal ini juga pasti pernah dialami orang tua yang memiliki anak. Mengasuh dan membesarkan seorang anak memang dibutuhkan kesabaran. Jelas tak mudah. Bahkan, orang tua kerap terjebak dalam stres dan emosi sehingga menjadi marah.
Menurut penelitian, sangat jarang orang tua melakukan kekerasan fisik pada anak-anaknya dengan sengaja. Ini lebih tercatat sebagai luapan emosi yang meningkat yang tidak disengaja selama mendisiplinkan anak mereka (M. Moderiguez).
BACA JUGA: 8 Hak Orangtua Atas Anaknya
Jadi, saat Anda memutuskan untuk memukul anak, terjadi resiko kekerasan yang tidak disengaja yang mungkin merupakan reaksi terhadap pelanggaran anak. Banyak penelitian dan studi juga menunjukkan hubungan yang konsisten antara mengalami berbagai jenis kekerasan selama masa kanak-kanak dan penderitaan psikopatologi seperti kecemasan atau gangguan kepribadian selama masa dewasa (Riggs, Sahl, Greenwald, Atkison, Paulson & Ross, 2007).
Jadi pada dasarnya marah kepada anak Anda dapat menyebabkan Anda secara tidak sengaja menyakitinya, dapat menyebabkan berbagai jenis psikopatologi dan setidaknya akan menghasilkan versi diri Anda yang lebih marah.
Adapun dari sudut pandang agama, sebagian orang menyiratkan bahwa beberapa ajaran agama mungkin menganjurkan mendisiplinkan anak dengan cara yang keras, misalnya untuk memastikan mereka berdoa.
Selain berdisiplin, agama juga menyarankan kesabaran dalam menghadapi berbagai persoalan. Kesabaran dipercaya dapat melatih diri untuk mengelola amarah.
BACA JUGA: Menjadi Orang Tua yang Dirindukan dan Dibanggakan oleh Anak-anak
Nah, berikut ini beberapa tips bagi orang tua untuk mengatasi kemarahan mereka terhadap anak:
ini adalah langkah pertama untuk menghadapinya.