PALESTINA–Biro Nasional untuk Advokasi Tanah dan Anti Permukiman Yahudi milik PLO menyebutkan bahwa distrik-distrik di Tepi Barat menjadi ajang peningkatan kekerasan besar-besaran dari warga pemukim Yahudi. Sementara itu Israel berencana menambah jumlah mereka menjadi satu juta.
Dalam laporan yang diterbitkan Biro pada Sabtu (26/12/2020) tersebut menyebutkan bahwa sebagian besar kekerasan itu terpusat pada penutupan jalan persimpangan antara kota dan distrik. Kekerasan fisik dan perusakan aset-aset serta pelemparan batu terhadap kendaraan warga Palestina dari kota Al-Quds hingga kota Hebron serta sejumlah kota besar dan kota kecil serta desa-desa di distrik-distrik Tepi Barat, terutama di Masafir Yata dan distrik Betlehem khususnya khususnya di jalan-jalan persimpangan di distrik tersebut serta kota-kota kecil dan desa-desa di Ramallah di Barqah, Al Mughir dan Kafr Malik.
BACA JUGA: Mladenov: 50% Permukiman Ilegal Israel Berada di Jantung Kota Tepi Barat
Laporan menyinggung kekerasan Yahudi yang berkali-kali dilakukan oleh pemukim ekstrem di Nablus terhadap warga di jalan perlintasan di permukiman Yetsahar yang merupakan benteng bagi organisasi teroris Yahudi di wilayah tersebut di samping kekerasan terhadap kepemilikan dan fasilitas serta lahan warga di Salfit dan Agwar.
Laporan menyebutkan, untuk menerapkan visi mendatangkan satu juta pemukim Yahudi, Menteri Perhubungan di pemerintah Israel, Meiri Zahev menyetujui pembukaan jalan pintas permukiman besar di utara Tepi Barat yang mencaplok ribuan acre lahan pertanian Palestina. Pihak Israel menganggarkan 76 juta shekel untuk mencover proyek tersebut.
BACA JUGA: Israel Bakal Bangun ‘Kampung’ Permukiman Yahudi di Tepi Barat
Terkait rencana permukiman ini, pemerintah Israel mengumumkan tender pembangunan 290 unit hunian di permukiman Gilo, selatan Al-Quds setelah disetujui pada Oktober 2019 lalu. []
SUMBER: PALINFO