GAZA–Gerakan Hamas telah menegaskan dalam peringatan 12 tahun perang Al-Furqan bahwa perlawanan bersenjata akan tetap menjadi ujung tombak dalam penentuan konflik dengan Israel. “Tidak ada masa depan bagi Israel di tanah kami, Palestina,” tegas Hamas.
“Kami tidak ingin segera menggelar perang, akan tetapi apabila musuh (Israel) berfikir mendekati darah rakyat, kami maka mereka akan dikejutkan dengan kejutan yang tidak di kira-kira dan akan terkalahkan dengan izin Allah,” ungkap Hamas dalam sebuah keterangan, Sabtu (27/12/2020).
Hamas menegaskan, pembebasan tawanan Palestina dari penjajah penjajah Israel akan tetap menjadi target sakral. Hamas tidak akan tenang sebelum Gaza dibebaskan.
BACA JUGA: Hamas Merasa Terhina dengan Normalisasi Maroko-Israel
Hamas mengatakan dalam momen peringatan perang Al-Furqon tahun ini bahwa perlawanan lebih siap dari waktu-waktu sebelumnya. Basis dukungan rakyat akan mengokohkan perlawanan dan target-targetnya. Pembebasan tawanan akan tetap menjadi prioritas utama perlawanan tidak akan tenang sampai penjajah membebaskan mereka.
Hamas menegaskan bahwa hanya persatuan Palestina dalam menghadapi Israel adalah pilihan permanen. Hamas menyerukan otoritas Palestina agar menerima apa yang sudah disepakati oleh faksi-faksi Palestina untuk menggelar pemilihan umum segitiga (Legislatif, PLO dan Presiden) secara bersamaan.
Hamas juga menegaskan normalisasi dengan Israel akan tetap menjadi aib bagi mereka yang mengandalkannya. Mereka telah membuka pintu-pintu mereka untuk Israel pada saat penjajah ini melanjutkan tindakan pembunuhan penggusuran yahudisasi dan pemukiman di Palestina.
12 tahun lalu pasukan Israel memulai peperangan modernya terhadap Jalur Gaza setelah 2 tahun memblokade jalur Gaza secara ketat. Akan tetapi pejuang Palestina menunjukkan perlawanannya yang sangat kuat.
Tepat pukul 11.27 pada Sabtu (27/12/2008) silam, penjajah Israel menggelar perangnya di udara Gaza. Sebanyak 80 pesawat tempur Israel dengan roket-roket dan rudal mematikannya menggempur penduduk sipil di Jalur Gaza.
Perang 22 hari ini menelan 1436 korban gugur syahid, 410 di antaranya anak-anak dan 104 perempuan, 100 orang kakek nenek. Lebih dari 5400 lainnya mengalami luka.
BACA JUGA: Otoritas Palestina akan Kerjasama lagi dengan Israel, Ini Reaksi Hamas
Sementara Israel mengakui sebanyak 13 warganya tewas 10 di antaranya adalah serdadu 300 lainnya luka-luka. Akan tetapi perlawanan menegaskan bahwasanya mereka berhasil menewaskan lebih dari 100 personel pasukan perlawanan.
Perlawanan juga mengumumkan telah melepaskan lebih dari 1500 roket dan misil ke titik-titik wilayah yang dikuasai oleh Israel. Korban terdepan dalam perang tersebut Mendagri Palestina Asy-Syahid Shiyam dan elit penting di gerakan Hamas Nazar Royan.
Berdasarkan lembaga dokumentasi pemerintahan, dalam perang tersebut, Israel telah meluluhlantakkan 4100 rumah hunian secara penuh dan 17.000 rusak sebagian. Kerugian ekonomi dalam perang tersebut di Jalur Gaza melampaui 1 milyar dolar USD. []
SUMBER: PALINFO