PENGINGKARAN mereka terhadap bid’ah jauh lebih keras daripada pengingkaran terhadap kemungkaran, kekejian, kezhaliman dan pelanggaran, sebab dampak negatif dari bid’ah terhadap agama juga lebih keras.
Allah swt juga sangat mengingkari orang yang menisbatkan kepada agama-Nya, dengan menghalalkan atau mengharamkan sesuatu, yang katanya itu datang dari Allah. Firman-Nya,
“Dan, janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidah kalian secara dusta, ‘Ini halal dan ini haram’, untuk mengadaadakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung,” (QS An-Nahl: 116).
BACA JUGA: Mencium Mushaf Alquran, Bid’ah?
Tidak ada jenis hal-hal yang diharamkan yang lebih berat dosanya daripada mengada-adakan terhadap Allah sesuatu yang tidak diketahui, sebab ini merupakan cikal bakal syirik dan kufur, dasar bid’ah dan kesesatan.
Setiap bid’ah yang dianggap sesat dalam agama karena bermula dari mengada-adakan sesuatu terhadap Allah tanpa dilandasi ilmu. Karena itu orang-orang salaf sangat gencar pengingkarannya terhadap bid’ah ini dan memperingatkan semua orang tentang bahaya-bahayanya.
Pengingkaran mereka terhadap bid’ah jauh lebih keras daripada pengingkaran terhadap kemungkaran, kekejian, kezhaliman dan pelanggaran, sebab dampak negatif dari bid’ah terhadap agama juga lebih keras.
Allah SWT juga sangat mengingkari orang yang menisbatkan kepada agama-Nya, dengan menghalalkan atau mengharamkan sesuatu, yang katanya itu datang dari Allah. Firman-Nya,
“Dan, janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidah kalian secara dusta, ‘Ini halal dan ini haram’, untuk mengadaadakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung,” (QS An-Nahl: 116).
Di antara orang salaf ada yang berkata, “Hendaklah seseorang di antara kalian waspada untuk mengatakan, ‘Allah menghalalkan ini dan mengharamkan yang itu’, lalu Allah berkata kepadanya, ‘Engkau dusta, karena Aku tidak menghalalkan ini dan tidak pula mengharamkan itu’.”
BACA JUGA: Tidak Ada Contohnya, Bid’ah?
Mengada-adakan sesuatu terhadap Allah lebih umum daripada syirik, dan syirik merupakan bagian dari perbuatan ini. Karena itu kedustaan terhadap Rasulullah SAW menyeret pelakunya ke neraka.
Semua dosa ahli bid’ah masuk dalam dosa jenis ini, dan taubat darinya hanya bisa dilakukan dengan taubat dari segala bid’ah.
Tapi bagaimana mungkin pelakunya mau taubat dari bid’ah, sementara dia tidak mau mengakui bahwa perbuatannya adalah bid’ah? []
Referensi: E-book Madarijus Salikin (Pendakian Menuju Allah)/Ibnu Qayyim Al-Jauziyah/Pustaka Al-Kautsar/1999