LONDON–Deklarasi Balfour yang dideklarasikan oleh Inggris pada 1917 silam menjadi permulaan terbentuknya negara Israel di Palestina. Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta negara kerajaan itu untuk meminta maaf kepada rakyat Palestina.
Dalam sebuah pidato di hadapan Majelis Umum PBB, September 2016 lalu, Abbas meminta Inggris menyatakan permohonan maaf kepada rakyat Palestina karena telah ikut menyengsarakan mereka. Kemudian Abbas juga mengulang permintaannya itu dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab di Yordania pada Maret lalu.
Bukannya meminta maaf, Inggris malah berencana mengadakan perayaan bersama dengan pejabat Israel untuk menandai 100 tahun kelahiran deklarasi Balfour.
“Inggris tidak harus merayakan ulang tahun ke-100 Deklarasi Balfour, yang jadi pendukung utama lahirnya Tanah Air Yahudi di tanah Palestina. Sebaliknya, Inggris wajib meminta maaf kepada rakyat Palestina,” kata Mahmoud Abbas dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Selasa (26/4/2017).
BACA JUGA:
Sepucuk Surat dari Putri Seorang Warga Palestina yang Ditahan Israel
Seringkali Ditembaki dan Ditangkap, Nelayan Palestina Demo Kecam Blokade
Kesehatan Tawanan Palestina Drop di Hari ke-9 Aksi Mogok Makan
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Inggris Manuel Hassassian menjelaskan, Inggris telah melayangkan sebuah surat yang ditujukan kepada pemerintah Palestina.
“Jawabannya datang dalam sebuah surat tertulis kepada Kementerian Luar Negeri Palestina, yang menyebut seruan permintaan maaf tersebut ditolak,” kata Hassassian.
Menurut Hassassian, berarti Ratu dan pemerintah Inggris tidak akan meminta maaf kepada orang-orang Palestina dan perayaan untuk menandai 100 tahun sejak perjanjian Balfour akan tetap digelar tepat waktu.
Sebelumnya, The Balfour Apology Campaign (BAC) sebuah organisasi Kampanye Permintaan Maaf Balfour, membuat petiisi online yang mendesak Inggris agar meminta maaf.
“Itu adalah surat yang bertanggung jawab untuk fakta Palestina tidak memiliki negara Palestina merdeka sampai hari ini,” menurut salah satu anggota BAC.
Sejauh ini diketahui sudah 12.000 orang yang menandatangi petisi tersebut. Di Inggris, petisi yang dengan lebih dari 10.000 tanda tangan harus menerima tanggapan resmi dari pemerintah Inggris. []
Sumber:Muslim Daily