RAMALLAH–Aksi mogok makan yang dilakukan tawanan Palestina sejak tanggal 17 april 2017 pekan lalu, kini memasuki hari ke-10. Demi mewujudkan sejumlah tuntutan mereka, para tawanan tampak begitu bersemangat meski ada beberapa kawannya yang tumbang akibat kesehatan.
Tuntutan para tawanan Palestina, yakni diakhirinya kebijakan penahanan administratif (tanpa tuduhan dan proses hukum), penahanan isolasi, larangan kunjungan keluarga dan tidak ada pengaturan kunjungan, serta tuntutan-tuntutan yang sah lainnya.
Berdasarkan pantauan Pusat Informasi Palestina, Kamis (27/4/2017), di hari kesepuluh, sejumlah tawanan yang diisolasi di penjara Ailon Ramleh berhenti minum air, sebagai protes atas tindakan represif yang dilakukan pihak penjara Zionis terhadap para tawanan yang mogok makan.
Di tempat lain, sejumlah tawanan yang mogok di penjara Ofer mengalami penurunan kondisi kesehatan, mereka mengalami pusing dan pingsan. Sementara itu, sejumlah tawanan di penjara padang pasir Nagev ikut bergabung dalam aksi mogok makan.
Otoritas penjajah Zionis terus mencegah dan menghalangi para pengacara mengunjungi para tawanan yang mogok makan, kecuali di penjara Ofer. Sementara itu para pengacara dari lembaga-lembaga HAM Palestina yang konsen dalam urusan tawanan terus memboikot pengadilan-pengadilan Zionis.
BACA JUGA:
Kesehatan Tawanan Palestina Drop di Hari ke-9 Aksi Mogok Makan
Hari ke-8 Aksi Mogok Makan Tawanan Palestina
Koordinator Aksi Mogok Makan Tawanan Palestina, Barghoti Alami Drop
Pihak penjara Zionis terus memberlakukan hukuman pada para tawanan yang mogok makan. Di antaranya pemindahaan tawanan yang mogok makan secara terus-menerus, mengisolasi mereka dalam sel isolasi, dan merubah sebagian blok menjadi bloka isolasi massal.
Setelah dilucuri semua barang dan pakaian kecuali hanya yang dikenakan saja, larangan keras menonton TV dan melihat situasi di luar tembok penjara, mengurangi waktu keluar mencari udara yang bisa diberikan kepada tawanan setiap hari, juga larangan ke kantin.
Rencananya hari ini akan akan mogok menyeluruh di Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk mendukung para tawanan yang mogok makan, selain aksi di sejumlah negara Arab dan Eropa. []