GEMBIRA atau bahagia merupakan perasaan yang manusiawi. Kita sebagai manusia tentunya pernah merasakan bahagia di dalam hidup.
Namun perasaan terlalu bahagia bisa membuat darah menyala manakala terjadi secara sangat kuat. Hal itu dapat merugikan bahkan kerap kali mematikan.
BACA JUGA: Bersyukurlah dan Berbahagialah
Perasaan gembira seyogyanya terjadi secara wajar, tidak berlebihan untuk mengimbangi kesedihan. Kegembiraan yang berlebihan mencerminkan kelengahan dan kelalaian seseorang.
Karena bagi seseorang yang beriman dan berakal tiada jalan untuk bergembira seperti itu. Orang yang berakal hanya akan gembira secara alamiah manakala ada hal yang menggembirakan kemudian mengingat-ingat kembali serta takut akan akibat sehingga kegembiraannya itu menjadi sirna.
Ketika kelalaian dan kelengahan akibat perasaan gembiran, maka hal tersebut akan mengantarkan kepada kesombongan dan kufur nikmat.
Sehubungan dengan ini Allah berfirman bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang bersukacita melewati batas, yang dengannya mereka menjadi sombong dan kufur nikmat.
BACA JUGA: 9 Kunci Keluarga Bahagia
Untuk mengobati kegembiraan yang meluap-luap manusia harus mengingat-ingat dosa-dosa masa lalunya serta berpikir tentang kesulitan-kesulitan di masa yang akan datang.
Al-Hasan Al-Basri berkata, “Kematian akan menelanjangi keburukan-keburukan dunia bagi orang yang berakal.”
Referensi: Mengobati Jiwa yang Lelah/Karya: Ibnu al-Jauzy/Penerbit: Mirqat