Oleh : Ulfatul Chasanah
ulfatulchasanah06@gmail.com
MENGHAFAL Al qur’an merupakan suatu ibadah yang sangat di anjurkan oleh agama dengan banyaknya keutamaan yang diperoleh, baik keutamaan di dunia maupun di akhiratnya.
Para penghafal qur’an merupakan tombak bagi kaum muslim karena mereka merupakan manusia yang dipilih Allah untuk menjaga kalam-kalam Nya melalui memori yang di simpan ke lubuk hati yang paling dalam.
Beberapa keutamaan dari menghafal Qur’an diantaranya adalah hatinya tidak akan pernah kosong karena sudah terisi dengan ayat-ayat Nya yang indah tiada bandingnya, bahkan seorang paling pintar didunia tidak akan bisa membuat Qur’an walaupun satu ayat,
Memperoleh penghormatan dari baginda Rosulullah SAW, Mengenakan mahkota kehormatan yang mulia, kebahagiaan bagi kedua orang tua, mendapatkan tempat yang tinggi di surgaNya.
BACA JUGA: Sepantasnya bagi Penghafal Quran …
Penghafal Qur’an adalah keluarga Allah dan Rosul. Hatinya terbebas dari siksa dan selalu diberi ketenangan hati, mendapatkan kehormatan dari sesama manusia, mendapat syafa’at dari Al qur’an dan termasuk sebaik-baiknya manusia.
Dari berbagai keutamaan yang telah disebut di atas merupakan salah satu motivasi mereka untuk menghafal Qur’an. Akan tetapi di balik keutamaannya, untuk menghafal Alqur’an bukanlah hal yang mudah.
Dalam proses menghafal membutuhkan waktu yang lama dengan proses yang tidak mudah, banyak cobaan rintangan yang harus dihadapi.
Seperti yang dikatakan oleh guru saya “Cobane wong qur’an iku akeh , enek sing kurang ekonomi, enek sing sakit mbuh iku saking awakmu dewe opo keluargane utawa mergo perkoro wong lanang”.
Cobaannya para penghafal Qur’an itu banyak diantaranya ada yang kekurangan dalam segi ekonomi. Ada yang sakit baik dirinya yang sakit-sakitan ataupun dari pihak keluarganya. Ada pula cobaan dari godaan orang laki-laki ataupun sebaliknya.
BACA JUGA: 10 Keutamaan Penghafal Quran
Di saat mereka semangat untuk menghafal ada saja kendala. Di saat sedang mencari ilmu, ekonomi orang tua masih sulit dan kurang mendukung yang terkadang membuat semangat menjadi turun.
Ada juga dari segi ekonomi sudah terpenuhi tetapi sering terkena penyakit sehingga mau mengejar setoran dan murojaah terbengkalai dikarenakan kondisi fisik yang tidak memungkinkan.
Misalnya tidak terjadi pada pribadi penghafal Qur’an namun bisa saja terjadi dari pihak keluarganya.
Sebab itulah yang dapat menimbulkan fikirannya terbagi karena cemas dengan kondisi keluarganya.
Ada pula yang hafalannya sudah banyak, datanglah seseorang yang ingin mendekatinya bahkan ada yang mau melamar. Dengan itu hati dan fikiran tidak konsentrasi dalam memahami ayat-ayatNya.
Terkadang pula bayangan bayangan kekasih selalu muncul di fikiran sehingga menghafalnya tidak fokus. Hal ini jika ada yang tidak kuat dengan cobaannya maka resikonya hafalannya menjadi terbengkalai. Na’udzubillah …
Rasa malas juga menghambat proses menghafal qur’an, karena ayat Alqur’an jika tidak rutin diaca (muroja’ah) maka akan cepat hilang dari memori.
Ada juga orang yang sudah berusaha muroja’ah semaksimal mungkin tetapi tidak masuk-masuk ke memori sehingga menimbulkan rasa marah pada diri sendiri jengkel, bosan, pusing, penat, dan hampir mau menyerah dan putus asa.
Sampai ada pepatah “ Masio Amburadul tetep nderes, mbulet panggah nderes, gak lancar tetep nderes,, nderes terus sampek lancer sampek kulino nderes tetep kanthi.“ Yang intinya jika ayat Alqur’an sudah menempel di hati maka sulit hilang hafalannya. Maka dengan itu butuh nderes yang kontinu (istiqomah) dalam murojaah Alqur’an.
Mereka harus mencurahkan kekuatan jiwa dan raganya untuk Alqur’an, merelakan waktu yang seharusnya digunakan untuk bersenang-senang dan harus tetap fokus dengan apa yang ia wajib harus dijaga, yaitu menjaga ayat-ayatNya.
Mereka menjadi orang aneh berada di sekeliling orang yang bukan dalam pergaulannya. Mereka harus rela bangun pagi dan tidur larut malam untuk murojaah ayat yang sudah dihafalnya.
Lain dari itu mereka juga memiliki aktivitas dunia yang harus ia jalani, seperti sekolah, bekerja dan kegiatan lainnya.
Kegiatan tersebut juga sangat menguras waktu banyak,dan tentunya setelah berkegiatan mereka merasa lelah yang sangat. Belum juga mereka punya kewajiban murojaah ayat yang telah dihafalnya.
Maka dengan itu mereka harus bisa membagi waktu sebaik mungkin agar semua kewajibannya terpenuhi.
Di balik semua perjuangan yang melelahkan itu tidak membuat semangat menuju khatam 30 juz pudar, dia harus bisa sukses mengalahkan hawa nafsunya.
BACA JUGA: Pesan Bagi Penghafal Alquran
Mereka harus berjuang sekuat tenaga untuk menjaganya dan meneruskan amanah untuk mensyiarkan ajaran ajaran di dalam kandunganNya. Di saat hawa nafsu datang menghampiri dan sempat berpikir akan menyerah karena sulitnya menjaga.
Sempat berpikir bahwa dia tidak pantas untuk meneruskannya maka rasa itu harus disingkirkan dari benak pikirannya. Karena itu semua hanyalah cobaan yang harus ia lalui.
Bagi para penghafal Qur’an yang sedang berjuang menghafal semangat terus jangan sampai putus asa. Karena kebahagiaan yang hakiki ialah kebahagiaan atas keberhasilannya mengkhatamkan alqur’an dan menjadi hamba Hamilul Qur’an di dunia dan akhirat.
Hadiah terindah yang dijanjikan allah ialah kelak ia akan memakaikan mahkota untuk orang tuanya di singgasana terindah. []