DIKISAHKAN bahwa Nabi Isa alaihissalam merupakan seorang yang zuhud (meninggalkan nafsu dunia) walaupun peluang memperolehnya selalu ada. Ia juga seorang yang wara’ (memelihara diri dari perbuatan dosa dan syubhat atau yang diragukan kehalalannya).
Dalam mencari teman, beliau juga mencari teman dengan ukuran yang sama. Bila dua hal telah hilang dari seorang kawannya maka Nabi Isa tidak ragu lagi meninggalkan orang itu sebagai sahabatnya.
Diriwayatkan, Nabi Isa mengembara berdua dengan temannya. Karena lapar rnereka berhenti di sebuah kampung,
“Pergilah cari makanan di kampung itu untuk kita berdua,” kata Nabi Isa kepada temannya.
BACA JUGA: 5 Fakta Nabi Isa dalam Alquran
Kemudian Nabi Isa shalat. Tidak lama kemudian, lelaki temannya itu datang dengan membawa tiga potong roti. Karena rnelihat Nabi Isa masih shalat, temannya itu memakan sepotong roti. Selesai shalat Nabi Isa As bertanya kepada temannya, “Mana roti yang ketiga?”
Temannya menjawab, “Tidak ada roti ketiga, roti kita hanya dua potong.” Setelah itu kedua orang besahabat itu rneneruskan perjalanannya, hingga bertemu dengan seekor rusa yang sedang bermain-main.
Nabi Isa memanggil rusa itu, kemudian disembelihnya. Keduanya memakan daging rusa itu seperlunya. Kemudian Nabi Isa berkata kepada rusa yang disembelihnya,
“Bangunlah engkau dengan seizin Allah.”
Maka rusa itu bangun dan berjalan seperti sediakala. Melihat hal yang demikian, tercenganglah kawan Nabi Isa dan berkata, “Subhanallah! (Mahasuci Allah).”
Maka beliau menukas dengan segera, “Demi Tuhan yang telah memperlihatkan tanda kebesaran-Nya kepadamu sehingga membuat engkau takjub, kini aku bertanya kepadamu, siapa yang menyimpan roti yang sepotong lagi?”
Temannya menjawab, “Tidak ada, saya hanya menyimpan dua potong roti saja.” Selanjutnya mereka melanjutkan perjalannya kembali hingga bertemu sungai besar.
Nabi Isa membimbing kawannya berjalan di atas air hingga sampai di seberang sungai. Mengalami keadaan yang demikian, laki-laki temannya itu berkata lagi saking takjubnya, “Subhanallah”
Maka beliau bertanya lagi, “Demi kekuasaan Tuhan yang telah memperlihatkan kepada engkau tanda kebesaran-Nya sehingga membuat engkau takjub, aku bertanya kepadamu, siapa yang menyimpan roti yang ketiga?”
Temannya menjawab, “Tidak ada, saya hanya menyimpan dua potong roti saja.”
Kedua sahabat itu meneruskan perjalanannya, hingga bertemu dengan sebuah reruntuhan kampong yang besar. Di tempat itu Nabi Isa melihat tiga batang emas murni. Nabi Isa mengambilnya sambil berkata kepada kawannya itu, “Kita bagi tiga emas ini, sebuah untuk engkau, sebuah lagi untuk aku dan sebuah yang lainnya untuk orang yang memakan roti ketiga itu.”
BACA JUGA: Hikmah di Turunkannya Nabi Isa As ke Bumi Menjelang Hari Kiamat
Ketika itu kawannya menjawab, “Sayalah orang yang memakan roti yang ketiga itu.” Mendengar pengakuan yang demikian tanpa berpikir panjang Nabi Isa menyerahkan seluruh batangan emas kepada kawannya sendiri.
Karena beliau tidak berteman dengan pengkianat dan sangat tamak kepada harta benda dunia. Ia tidak percaya kepada orang yang tergila-gila terhadap harta benda dan materi dunia.
Temannya yang ditinggalkan sendiri ini rupanya tidak dapat membawa ketiga batangan emas murni itu seluruhnya. Dalam keadaan cinta kepada batangan emas itu, datanglah tiga orang penyamun. Karena melihat ada tiga batangan emas murni, maka dibunuhlah mantan teman Nabi lsa itu.
Selanjutnya ketiga batangan emas itu kuasai penyamun. Karena ketiganya lapar, maka kedua orang sepakat jika salah seorang kawannya mencari makanan ke kampong.
“Pergilah cari makanan ke kampung kampung, karena kita telah lapar.”
Namun rupanya ketiga telah tergoda oleh setan sehingga masing-masing ingin menguasai emas seluruhnya. Kedua orang yang menunggu sepakat untuk membunuh seorang yang sedang mencari makan.
“Begitu dia datang dari mencari makan maka kita bunuh dia serentak,” kata seorang mereka.
“Ya!” jawab temannya.
BACA JUGA: Tidak Disalib, Nabi Isa Justru Diangkat ke Langit
Sementara temannya yang mencari makanan berpikir, “Alangkah baiknya bila makanan yang saya beli ini saya bubuhi racun, dengan demikian saya akan dapat menguasai seluruh emas itu sendiri.”
Demikianlah, maka makanan dibubuhi racun. Kemudian kembalilah dia kepada kedua temannya yang menunggu. Tetapi begitu dia datang, kedua temannya menyerangnya hingga mati terbunuh. Kemudian yang berdua itu makan makanan beracun itu dengan lahap nya. Tidak menunggu lama, mati pulalah mereka di tempat itu.
Dengan demikian, empat orang tergeletak menjadi mayat karena memperebutkan tiga batangan emas Murni. Tidak lama kemudian Nabi Isa kembali dari tugas dakwahnya dan melewati tempat itu, dan terkejut karena ada empat mayat laki-laki tergeletak di dekat tiga batangan emas. Dengan menggelengkan kepala,
Nabi Isa berkata, “Beginilah dunia berbuat terhadap orang yang cinta kepadanya.” []