LEBANON—Penjualan organ tubuh ilegal kini telah menjadi bisnis yang tengah ‘booming’ di Lebanon. Hal ini dipicu oleh para pengungsi Suriah yang menjual organ tubuh mereka secara sukarela demi kehidupan diri dan keluarga mereka, menurut sebuah penyelidikan oleh BBC.
Menurut laporan Arabnews pada Rabu (27/4/2017), seorang pria yang merupakan seorang broker dari kedai kopi di Beirut, diidentifikasi sebagai Abu Jaafar, mengatakan bahwa saat mengetahui bisnis ilegalnya “booming,” ia mengaku membantu orang-orang yang membutuhkan.
Dia berbicara kepada wartawan BBC bahwa ia memiliki sebuah pangkalan di sebuah bangunan bobrok yang ditutupi oleh terpal plastik di pinggiran selatan Beirut.
“Saya mengeksploitasi orang, itulah yang saya lakukan. Saya tahu yang saya lakukan itu ilegal tapi saya membantu orang, begitulah saya melihatnya. Beberapa klien saya bahkan meninggal dunia,” ungkap Abu Jaafar.
Sejak konflik Suriah meletus pada tahun 2011, setidaknya 1,5 juta warga Suriah mengungsi ke Lebanon. Di ‘negara barunya ini’ pengungsi Suriah telah membentuk sekitar seperempat dari populasi Lebanon.
Banyak dari para pengungsi yang tidak memiliki hak legal untuk bekerja. Karena itu para kepala keluarga Suriah terpaksa mencari cara lain untuk membayar makanan, tempat tinggal dan perawatan kesehatan anak dan istrinya.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada Juni 2016, sekitar 70 persen pengungsi Suriah di Lebanon hidup di bawah garis kemiskinan.
“Mereka yang tidak terdaftar sebagai pengungsi yang bias mendapatkan pekerjaan. Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk bertahan hidup. Mereka putus asa dan tidak memiliki cara lain untuk bertahan hidup selain untuk menjual organ mereka,” pungkas Jaafar.
Jaafar mengaku dalam tiga tahun terakhir dia telah mengatur penjualan organ tubuh dari sekitar 30 pengungsi Suriah.
“Mereka biasa menjual ginjal, namun saya masih menerima organ lainnya. Bahkan pernah ada klien yang bersedia menjual matanya,” tambah Jaafar.
Timur Tengah menjadi “Hot Spot” dalam perdagangan organ internasional. Di mana para pengungsi yang masuk ke negara lain putus asa untuk mendapatkan uang.
Jaafar mengaku ia meminta klien yang setuju menjual organ mereka untuk ditutup matanya ke lokasi tersembunyi pada hari yang ditentukan. Sebelum operasi dilakukan, biasanya klien menjalani tes darah dasar.
Terkadang para oknum dokter beroperasi di rumah kontrakan yang diubah menjadi klinik sementara. []