SETIAP manusia pasti akan mengalami kematian, demikian pula dengan makhluk lainnya yang bernyawa. Namun, sebaik-baik akhir kehidupan adalah meninggal dalam keadaan husnul khatimah dan sebaik-baik kematian adalah mati syahid.
Lantas, bagaimana kematian yang dapat dikategorikan sebagai mati syahid itu?
Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِيقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Syuhada (orang-orang yang mati syahid) itu ada lima, (yaitu) ‘Orang mati karena terkena penyakit tha’un (lepra); orang yang meninggal karena sakit perut; orang yang mati tenggelam; orang yang tertimpa bangunan rumah atau tembok; dan orang yang gugur di jalan Allah.”
BACA JUGA: Siapa Saja yang Dianggap Mati Syahid? Ini Kata Rasulullah SAW
Dalam riwayat lain, dari Jabir bin ‘Utaik, Rasulullah SAW bersabda:
“Syahid ada tujuh macam selain gugur (terbunuh) di jalan Allah; orang yang mati karena penyakit lepra adalah syahid. Orang yang mati tenggelam adalah syahid. Orang yang mati karena penyakit perut adalah syahid. Orang yang mati terbakar adalah syahid. Orang yang mati karena tertimpa bangunan atau tembok adalah syahid. Wanita yang gugur di saat melahirkan (nifas)”. (HR Imam at-Thabrani)
Nabi SAW juga menyebutkan dalam hadisnya:
“Siapa saja yang mati karena terlempar dari kendaraannya, ia adalah syahid. Siapa saja yang mati karena jatuh dari puncak gunung, atau dimangsa binatang buas, atau tenggelam di laut, maka ia syahid di sisi Allah Ta’ala”. (HR Imam at-Thabrani)
Sementara Imam Abu Dawud mengetengahkan sebuah hadis lainnya dari Nabi SAW:
“Siapa saja yang terbunuh karena mempertahankan hartanya, maka ia mati syahid. Siapa saja yang terbunuh karena membela keluarganya, nyawanya, atau agamanya, maka ia mati syahid.” (HR Abu Dawud)
Menurut Imam an-Nawawi dalam Syarh Raudhatut Thalibin, syahid dalam lima hal tersebut tidak sama cara pengurusan jenazahnya dengan orang yang mati syahid karena berperang. Jika orang yang mati syahid karena berperang tidak perlu dimandikan, maka orang yang syahid dalam keadaan lainnya tetap diurus seperti jenazah biasa, yakni tetap dimandikan, dikafani dan dimakamkan.
BACA JUGA: Semua Dosa Orang yang Mati Syahid akan Diampuni, Kecuali Ini…
Terkait jenis-jenis syahid yang disebutkan diatas, Imam Nawawi menjelaskan sebagai berikut:
1 Syahid di dunia dan mendapat pahala di akhirat
Mereka adalah orang yang meninggal ketika berperang melawan kaum kafir (yang berhak diperangi). Mereka yang syahid di sini tidak dimandikan dan tidak dishalatkan.
2 Syahid dalam hal pahala
Artinya, pahalanya tidak seperti syahid jenis pertama. Contoh syahid jenis ini ialah meninggal karena melahirkan, wabah penyakit, tertimpa reruntuhan, karena tenggelam, mati karena membela hartanya dari rampasan. Mereka tetap dimandikan, dishalatkan, namun di akhirat mendapatkan pahala syahid.
Adapun keutamaan mati syahid antara lain:
1. Diampuni (seluruh dosanya) pada saat awal terbunuhnya.
2. Diperlihatkan di dunia tempatnya di surga.
3. Selamat dari fitnah kubur.
4. Diselamatkan dari hari yang sangat mencekam (Hari Kiamat).
5. Akan dipasangkan di atas kepalanya sebuah mahkota kebesaran dari Yaquut, yang nilainya lebih besar daripada dunia dan seisinya.
6. Akan dinikahkan dengan 72 bidadari.
7. Akan diperbolehkan memberikan syafa’at bagi 70 anggota keluarganya di akhirat kelak (Hadis Hasan, HR At-Tirmidzi dan yang lainnya). []