INGGRIS—Ratusan demonstran Inggris dikabarkan telah menggelar aksi protes menentang kebijakan Presiden AS Donald Trump. Mereka berkumpul di luar kedutaan AS di London melawan pelanggaran HAM selama 100 hari masa kerja Donald Trump sebagai presiden AS, PressTV melaporkan pada Jumat (28/4/2017).
Pada aksi protes yang digelar Amnesti Internasional pada Kamis (27/4/2017), para pemrotes berpakaian layaknya Patung Liberty. Mereka berpakaian seperti itu untuk menarik perhatian terhadap ‘masalah pelanggaran HAM’ yang dilakukan pada tiga bulan pertama masa kerja Trump sebagai presiden AS.
Para demonstran tersebut terdiam selama setengah jam sambil membawa plakat bertuliskan ‘No ban’, ‘No wall’ dan ‘Refugees welcome.’
“Dalam waktu 100 hari saja, Presiden Trump telah melakukan kerusakan tak terhitung terhadap reputasi AS yang menjunjung tinggi penegakkan HAM,” ungkap Kate Allen, direktur Amnesty International di Inggris.
Amnesty telah mengkritik beberapa tindakan yang telah dilakukan Donald Trump selama 100 hari menjabat sebagai presiden AS. Amnesty juga mengkritik larangan perjalanan yang menargetkan negara-negara mayoritas Muslim dan merencanakan sebuah tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.
“100 hari pertama masa jabatan adalah sinyal utama dari apa yang presiden ingin lakukan. Kami berpikir apakah Patung Liberty benar-benar menangis seperti kami,” ungkap Direktur Amnesty Kerry Moscogiuri kepada AFP.
100 hari masa kerja pertama merupakan tolok ukur bagi presiden baru manapun. Namun Trump adalah presiden paling tidak populer pada tahap kepresidenan sejak Jenderal Dwight Eisenhower, yang bertugas sebagai presiden AS ke-34 dari tahun 1953-1961. []