TANYA: Saya sering dikuasai rasa was-was. Bila ingin melintasi sebuah jalan, saya merasa was-was jalan yang dilalui adalah jalan yang salah, dan seharusnya lewat sisi yang lain. Ketika hendak makan, was-was suka datang pada diri saya bahwa makanan saya tidak sehat dan menimbulkan mudarat. Bagaimana mengatasinya?
JAWAB: Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz menjawab:
“Was-was itu dari setan, sebagaimana Allah SWT berfirman: ‘Katakanlah (ya Muhammad): Aku berlindung kepada Rabb manusia. Rajanya manusia. Sesembahan manusia, dari kejelekan was-was al-khannas.’” (QS. An-Nas: 1-4)
BACA JUGA: 6 Tingkatan Jebakan Setan untuk Sesatkan Manusia
Al-Khannas adalah setan.
Maka wajib bagi Anda untuk berta’awwudz kepada Allah SWT dari was-was tersebut serta berhati-hati dari tipu daya setan. Dan hendaknya pula Anda berketetapan hati dalam melakukan segala urusan Anda. Jika Anda melewati sebuah jalan maka mantapkanlah, terus Anda lalui hingga Anda memang mengetahui dengan yakin di jalan tersebut ada sesuatu yang akan mengganggu. Jika memang demikian, tinggalkanlah.
Demikian pula ketika memakan makanan. Jika anda tidak tahu ada perkara yang membuat makanan tersebut diharamkan, makanlah serta tinggalkan was-was yang ada. Saat berwudhu juga demikian, terus kerjakan dan tinggalkan segala was-was yang mungkin membisikkan, “Anda tidak menyempurnakan wudhu”, “Anda belum melakukan ini dan itu”, teruskan wudhu anda selama Anda pandang telah menyempurnakannya. Lalu pujilah Allah SWT. Demikian pula saat anda mengerjakan shalat.
BACA JUGA: Agar Terhindar dari Godaan Setan, Ini 5 Amalannya
Hati-hatilah anda dari was-was dalam segala sesuatu, yakinlah itu dari setan. Bila Anda mendapati suatu was-was dalam jiwa Anda, berlindunglah kepada Allah SWT dari setan serta teruskan apa yang sedang anda lakukan. Berketetapan hatilah hingga membuat jengkel setan musuh Anda. Hingga pada akhirnya ia tidak dapat menguasai Anda setelah sebelumnya dapat melakukannya karena sikap lembek anda kepadanya. Kita mohon perlindungan kepada Allah SWT dari kejelekan dan tipu daya setan.” (Fatawa Nurun ‘Alad Darbi, hal. 76). []
SUMBER: ASYSYARIAH