TUJUAN hidup manusia di muka bumi ini bukanlah makan dan minum. Sebab jika demikian, kita tak ubahnya orang-orang kafir ataupun binatang. Prioritas mereka dalam hidupnya hanyalah makan dan kesenangan hidup.
Allah SWT berfirman:
“Dan orang-orang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binantang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggalmereka,” (Muhammad ayat 12).
BACA JUGA: Hidup Sengsara, Inilah Bahayanya
Tujuan keberadaan kita dan diperuntukkan segalan yang ada di muka bumi hanyalah untuk mewujudkan ibadah kepada Allah, selain menjauhkan diri dari bisikan nafsu dan setan.
Dalam bahasa bisnis, gimana mengumpulkan sebanyak mungkin kebaikan dan keuntungan sebelum habis dead line. Karenanya, yang harus dilakukan adalah semaksimal mungkin menata waktu yang sangat terbatas agar selalu produktif dengan amal shalih. Itulah yang menyebabkan seseorang menempati posisi mulia di syurga.
Kita tentu berbeda dengan orang Yahudi. Mereka sangat ingin agar kehidupan dunia tidak berakhir dengan kematian. Mereka berharap demikian karena terlalu rakus pada kelezatan dunia. Bahkan sebagian mereka menginginkan agar dapat hidup di dunia selama seribu tahun.
Dalam Al-Quran Allah menggambarkan kondisi mereka:
BACA JUGA: Ketika para Sahabat Mengadu ke Nabi Ingin Hidup Kaya
“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang0orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan,” (Al-Baqarah ayat 96).
Sebaliknya, seorang muslim yang sangat menyadari, dunia bukanlah tempat tinggal yang abadi. Dunia hanyalah sekedar ladang amal untuk kehidupan yang lebih kekal. Karena itu, ia sangat serius mengmpulkan amal sebanyak mungkin. []
Sumber: Manajemen Umur/karya: Muhammad bin Ibrahim an-Nu’aim/penerbit:Pustaka at-Tazkia