Oleh: Haya Aqilah
(Siswi kelas 8 Sekolah Tahfiz Plus Khoiru Ummah Purwakarta, tingkat SMP)
TAK jarang kita melihat banyak sekali anak muda zaman sekarang yang tidak senang jika “Dunia-nya” diusik. Mereka sudah terlena dengan gemerlapnya dunia, menyia-nyiakan waktunya hanya untuk sekedar melihat hiburan.
Ketika diingatkan mereka merasa bahwa dirinya yang paling benar dalam memilih untuk kehidupannya, dan pendapat orang lain tentangnya itu salah. Mereka mambantah atas kebenaran yang orang sampaikan untuk kebaikannya. Bahkan ada juga yang sampai berani mencaci maki orang yang mengingatkannya. Baik itu lebih muda maupun yang sudah tua. Mereka berkata kotor dan kasar, tak peduli atas dosa yang telah mereka perbuat demi membela hawa nafsunya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 216:
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Hiburan-hiburan yang mereka tonton dan dengar mengajarkan tentang standar kebahagiaan dunia. Mereka sudah terhipnotis oleh tipu daya orang orang yang ingin merusak generasi Islam. Kewajiban-kewajiban yang seharusnya mereka lakukan menjadi terbengkalai. Sedangkan hiburan menjadi keperluan utama.
BACA JUGA:Â 7 Cara Sukses dengan Memanfaatkan Waktu
Kewajiban untuk beribadah tepat waktu, ditunda sampai akhir waktu. Tugas-tugas sekolah menumpuk sampai akhir minggu. Orangtua menyuruh harus lama menunggu. Sebab mereka sudah terlalu asik dengan dunianya yang baru. Yang menjadikannya lupa akan waktu.
Hal sia-sia yang seharusnya dihindari justru dipaksakan dalam kondisi apapun. Barang-barang idolanya yang amat mahal mereka upayakan untuk memilikinya agar dianggap sebagai fans. Penglihatan dan pendengarannya selalu digunakan untuk hiburan. Jari-jari mereka tak lelah untuk melihat postingan baru dari idolanya, siang maupun malam.
Jika diri kita sudah kecanduan maka akan sulit untuk menghilangkannya. Banyak orang-orang zaman sekarang yang ingin merubah kebiasaan buruknya namun sulit karena sudah terlalu sering melakukan aktifitas tersebut.
Orang yang terlalu lama dengan hiburan pun akan sulit untuk menjadi dewasa karna dia kurang mempersiapkan diri untuk masa depannya dan juga untuk akhirat.
Ketika kita senang dengan suatu hal atau sekedar butuh hiburan tentu boleh-boleh saja. Akan tetapi jangan sampai lalai dan terlalu lama dengan hiburan tersebut. Kita harus membatasi hiburan-hiburan yang ingin kita lihat, agar waktu kita pun tidak terbuang sia-sia. Jika waktu yang kita miliki habis karna hiburan, waktu untuk kita mendekatkan diri kepada Allah menjadi berkurang.
Waktu untuk menuntut ilmu dan berkumpul bersama keluarga pun menjadi habis karna kita menyibukkan diri dengan hal sia-sia yang merugikan. Padahal diluar sana masih banyak orang yang sulit untuk beribadah karena mereka telah dilarang dan diancam mati jika melaksanakannya. Banyak juga orang yang sulit untuk menuntut ilmu karena kurangnya guru yang mengajar dan fasilitas yang tidak mencukupi. Diluar sana pula masih banyak orang yang tidak bisa bertemu dengan keluarganya.
Allah SWT berfirman dalam QS Al-Ashr ayat 1-3:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
Kita sebagai seorang muslim seharusnya bisa menyibukkan diri kita dengan hal-hal yang dapat menambah amal kita. Karena hidup kita hanyalah sementara. Tidak akan pernah kekal di dunia. Tidak akan terus menerus berbahagia. Karena dunia bukanlah Surga.
Segala perbuatan yang kita lakukan akan diminta pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Seperti dalam firman-Nya di QS. Al-Isra’ ayat 36:
“…karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya.”
Allah akan memberikan neraka jika kita lebih banyak amal buruknya. Tetapi jika kita memiliki banyak amal baik Allah SWT akan membalasnya dengan Syurga. Membalas kesabaran kita sewaktu di dunia karena telah berhasil dan bersabar melawan hawa nafsu.
BACA JUGA:Â Prinsip Manajemen Waktu
Ibnu Mas’ud berkata, “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, usiaku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”
Jika kita memiliki banyak waktu luang, lebih baik mendekatlah kepada Allah SWT, membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang didalamnya terdapat petunjuk dan rahmat bagi teman-teman semua.
Allah SWT berfirman di QS. Yunus ayat 57:
“Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Dengan membaca Al-Qur’an hati kita menjadi lebih tenang, damai, dan sejuk. Tidak hanya itu saja, kita juga akan mendapatkan pahala dari Allah SWT pada setiap huruf yang kita baca. Waktu berharga yang kita miliki tidak akan terbuang sia-sia. Pikiran kita pun selalu teringat kepada Allah SWT. Lebih banyak untungnya dari pada berlama-lama dengan hiburan.
Semoga kita semua bisa lebih memanfaatkan waktu dengan baik dan bisa lebih terbiasa mengingat Allah SWT daripada hiburan dunia yang akan merugikan kita di dunia maupun di akhirat kelak. []