SECARA bahasa, asal kata kufur artinya menutup, melupakan, dan mengingkari. Menurut syara’ kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya.
Kekufuran dalam arti luas adalah perbuatan yang menutup, mendustakan, dan mengingkari nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada umatnya.
Kekufuran banyak jenisnya, salah satunya adalah kufur nikmat. Dalam hal ini kufur nikmat diartikan apabila kita mengingkari dan melupakan nikmat yang diberikan Allah SWT di dalam kehidupan kita.
Kufur berlawanan dengan syukur. Syukur berarti sebaliknya yaitu mensyukuri nikmat yang telah diberikan pada Allah SWT dengan tidak mengingkari atau melupakan segala yang diberikan Allah SWT di dalam kehidupan kita.
BACA JUGA: Hal-hal yang Termasuk Kufur Akbar dan Kufur Asghar
Allah SWT berfirman: “Jika kamu bersyukur, maka akan Aku tambah nikmatmu, namun apabila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih (QS. Ibrahim:7)
Tiang menuju kekufuran itu ada empat, yakni sombong, dengki, amarah, dan syahwat. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari buku Al-Fawaid, karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah:
1. Sombong akan menghalangi seseorang dari ketundukan.
2. Dengki akan menghalangi seseorang dari kesediaan untuk menerima nasihat dan memberikan nasihat.
3. Amarah menghalangi diri untuk bersikap adil.
4. Sementara syahwat akan menghalangi jiwa untuk mencurahkan waktu dalam rangka ibadah.
Jika tiang kesombongan itu runtuh, dia akan mudah untuk melakukan ketundukan (kepada Allah). Jika tiang kedengkian itu tumbang, dia akan mudah untuk menerima nasihat dan memberikan nasehat.
Jika tiang amarah itu roboh, dia akan mudah untuk bersikap adil dan tawadhu. Jika tiang syahwat itu jatuh, dia akan mudah untuk bersikap sabar, menjaga kehormatan diri, dan beribadah.
Memindahkan gunung dari tempatnya menetap lebih mudah dibandingkan melenyapkan keempat hal ini dari diri orang yang telah terjangkiti empat penyakit itu.
Secara garis besar, kufur terbagi menjadi dua, yaitu kufur besar dan kufur kecil. Kufur besar adalah sesuatu yang sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan seseorang keluar dari islam bahkan tanpa ia sadari. Penyebab terjadinya kufur besar terbagi menjadi lima jenis, yaitu :
Mendustakan Allah dan segala kebenaran yang datang dari-Nya.
‘Artinya : Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau mendustakan kebenaran tatkala yang hak itu datang kepadanya ? Bukankah dalam Neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir ?” [Al-Ankabut : 68]
Sesungguhnya membenarkan, tetapi tidak mau dan sombong untuk mengakuinya.
“Artinya : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, ‘Tunduklah kamu kepada Adam’. Lalu mereka tunduk kecuali iblis, ia enggan dan congkak dan adalah ia termasuk orang-orang kafir” [Al-Baqarah : 34]
Ayat di atas dapat menjadi contoh, sesungguhnya para Iblis membenarkan apa yang Allah katakan dan perintahkan karena mereka pada dasar-Nya makhluk yang juga tunduk dan mengakui keesaan Allah.
Tetapi ketika mereka diperintahkan untuk bersujud kepada Adam, mereka merasa enggan serta menyombongkan diri dengan kenyataan bahwa mereka diciptakan dari api dan Adam hanyalah makhluk yang diciptakan dari tanah, sedangkan api lebih kuat daripada tanah, pikir mereka.
Maka para iblis diusir oleh Allah dari surga karena sudah melakukan kekufuran terhadap apa yang diciptakannya dengan cara menyombongkan diri dan tak mau mengakui kebenaran bahwa Adam adalah hamba-Nya yang sempurna.
“Artinya : Dan ia memasuki kebunnya, sedang ia aniaya terhadap dirinya sendiri ; ia berkata, “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira Hari Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Rabbku, niscaya akan kudapati tempat kembali yang baik” Temannya (yang mukmin) berkata kepadanya, ‘Apakah engkau kafir kepada (Rabb) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian Dia menjadikan kamu seorang laki-laki ? Tapi aku (percaya bahwa) Dialah Allah Rabbku dan aku tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun” [Al-Kahfi : 35-38]
Ayat di atas menjelaskan bahwa orang pertama yang berkata telah meragukan kuasa Allah untuk membinasakan kebunnya dan mendatangkan hari kiamat, hingga dua hal tersebut tidak akan terjadi.
BACA JUGA: Beda Islam dengan Kufur
Berpaling dari peringatan Allah
“Artinya : Dan orang-orang itu berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada mereka” [Al-Ahqaf : 3]
Orang-orang yang berpaling atau tidak mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh Allah, itulah orang-orang yang kufur.
Perbuatan Nifaq
Secara terminologi, nifaq artinya menampakkan keislaman secara lahir, tetapi menyembunyikan kekufuran atau kejahatan secara batin sehingga tidak terlihat. Nifaq adalah nama perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang munafiq.
“Artinya : Yang demikian itu adalah karena mereka beriman (secara) lahirnya lalu kafir (secara batinnya), kemudian hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat mengerti” [Al-Munafiqun : 3]