BOGORÂ – Sekelompok massa yang mengatasnamakan sebagai ulama, santri dan masyarakat Puncak, Bogor melakukan doa dan zikir bersama di lokasi tabrakan beruntun di Tanjakan Selarong, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Sabtu (29/4/2017).
Usai melakukan doa dan zikir bersama, massa kemudian melakukan orasi untuk menolak sistem one way (Satu arah) yang selama ini digunakan polisi sebagai solusi macet di jalur Puncak.
“Kegiatan ini, pertama tujuan kita adalah mendoakan para korban kecelakaan minggu lalu. Kemudian tujuan keduanya adalah kami menuntut agar memberikan solusi terbaik untuk jalur Puncak ini.
“Kerugian yang kami alami selama one way ini bentuk materi dan non materi. Banyak kegiatan yang tertunda dan terganggu karena one way.
Belum lagi kalau ada masyarakat yang sakit atau melahirkan, semua terganggu karena one way. Pedagang kecil juga terganggu, karena ketika one way, pengendara melaju kencang dan enggan berhenti untuk belanja,” imbuhnya.
Aksi damai menolak kebijakan sistem one way ini dilakukan warga sekitar pukul 13:30 WIB. Dihadiri puluhan orang, aksi diawali dengan prosesi tabur bunga di tanjakan selarong yang menjadi lokasi kecelakaan maut yang terjadi akhir pekan lalu.
Selanjutnya, dipimpin para ulama, para santri dan warga melakukan doa dan zikir bersama di pinggir tanjakan Selarong.
Aksi ini membuat arus lalu lintas mengalami kemacetan karena banyak pengendara memilih mengurangi laju kendaraannya untuk melihat proses aksi yang dilakukan warga puncak.[]