UMMI Ruman, ibunda Aisyah berkata, “Ketika aku sedang mengerjakan shalat, dengan tidak sengaja, kadang-kadang badanku miring ke kiri dan ke kanan. Ketika Abu Bakar melihat hal itu, ia menghardikku dengan kasar sehingga hampir saja aku meninggalkan shalat dengan perasaan takut. la memberitahuku bahwa ia telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
‘Apabila seseorang berdiri dalam shalat, hendaknya menjaga badannya agar jangan bergerak dan jangan berbuat seperti orang Yahudi. Karena berdiam dan tidak bergerak (kecuali gerakan shalat) termasuk-kesempurnaan shalat.'” (Hr. Hakim Tirmidzi)
BACA JUGA: Lalai dengan Shalat, Ini Maksudnya
Beberapa hadits yang lain juga memerintahkan agar badan tidak bergerak-gerak ketika mengerjakan shalat. Pada mulanya Rasulullah suka memandang ke langit dengan harapan Jibril a.s. akan membawa wahyu kepadanya, sehingga kadang-kadang tidak disadarinya hal ini dilakukan ketika sedang shalat. Kemudian turunlah ayat di bawah ini:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyu dalam shalatnya.” (Qs. al Mukminun [23]: 1-2)
Setelah itu Rasulullah ﷺ selalu memandang ke bawah apabila sedang mengerjakan shalat. Diberitakan juga para sahabat kadang-kadang melirik ke sana ke mari ketika shalat. Tetapi setelah ayat ini diturunkan, mereka menghentikan kebiasaan itu.
Abdullah bin Umar berkata, “Apabila para sahabat berdiri dalam shalatnya, mereka tidak memandang ke kiri atau ke kanan, mereka berdiri tegak dengan pandangan tertuju ke tempat sujud sambil mengingat Allah.”
Ali ditanya oleh seseorang, “Apakah khusyuk itu?”
Dijawabnya, “Khusyuk adalah di dalam hati, yaitu memusatkan ingatan kepada Allah Swt ketika shalat adalah khusyu dan tidak bertawajjuh ke arah lain.”
Sedangkan Ibnu Abbas mengatakan, “Mereka yang takut kepada Allah dan diam tidak bergerak ketika shalat.”
Abu Bakar menceritakan bahwa Rasulullah bersabda “Berlindunglah kepada Allah daripada khusyu yang pura-pura.”
Kami bertanya, “Apakah itu khusyu yang pura-pura?”
Jawab Rasulullah, “Pura-pura khusyu padahal nifaq berembunyi di dalam hati .
Abu Darda meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Nifaq dalam shalat adalah orang itu pada lahirnya khusyu, tetapi dalam hatinya kosong.”
Qatadah berkata, “Untuk khusyu dalam shalat, qalbu harus penuh dengan mengingat Allah dan mata hendaknya memandang ke bawah.”
BACA JUGA: Termasuk Rukun Shalat, Ini Syarat Sah Baca Al Fatihah
Suatu kali Rasulullah melihat seseorang menyisir-nyisir janggunya ketika shalat. Beliau menegurnya dengan bersabda, “Kalau qalbunya penuh dengan khusyu, maka seluruh badannya tidak akan bergerak.”
Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw mengenai pendapatnya tentang melihat ke sana ke mari ketika shalat. Jawabnya, “Itu adalah kerusakan dalam shalat oleh syetan.”
Rasulullah bersabda, “Orang-orang yang suka melihat ke sana ke mari dalam shalatnya, hendaknya menghentikannya karena takut pandanganmu tidak akan kembali kepadamu.”
Banyak para sahabat dan tabi’in yang mengatakan bahwa khusyuk adalah tenang dalam shalat. Rasulullah bersabda, “Shalatlah dengan khusyu seolah-olah ini adalah shalatmu yang terakhir sebelum engkau mati.” []
Sumber: Shalat Bersama Rasulullah / Penulis: Maulana Muhammad Zakariya al Kandahlawi / Penerbit: PT Wacana Gelora Cipta,2013